"Saya kira banyak masalahnya. Karena saya diendorse Pak Prabowo dan Pak Aher (Ahmad Heryawan)," ucap Sudrajat kepada detikcom saat ditemui dikediamannya, Jalan Hegarsari III, Kota Bandung, Kamis (28/6/2018).
Seperti diketahui, dalam beberapa hasil survei yang dilakukan beberapa lembaga survei sebelum pencoblosan, suara paslon Asyik kerap jeblok. Kerap berada diposisi ketiga, Asyik hanya memperoleh nilai kurang dari 10 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dalam hasil quick count usai pencoblosan, suara Asyik justru meroket. Dengan perolehan di angka 28-30 persen, Asyik justru mengungguli pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi yang biasanya kerap diposisi kedua.
Menanggapi hal itu, Sudrajat menilai ada ketidaktepatan lembaga survei dalam merilis hasil survei beberapa waktu lalu.
"Memang lembaga survei tidak tepat surveinya. Dia ada koreksi, kenapa enggak tepat," katanya.
Selain faktor Prabowo dan Aher, Sudrajat mengungkapan faktor lain yakni dukungan para ulama. Menurutnya, dukungan tersebut sangat membantu elektabilitas pasangan Asyik.
"Turunnya ulama memberikan dukungan juga itu termasuk faktor," kata dia.
Selain itu, Sudrajat juga menilai saat ini masyarakat Jabar lebih objektif dalam memilih calon pemimpinnya. Bila sebelumnya hanya pasangan Ridwan-Uu dan Deddy-Dedi saja, beberapa waktu lalu, pasangan Asyik mulai mendongkrak.
"Animo masyarakat lebih objektif dalam memilih calon pemimpinnya. Selama ini diketahui hanya dua orang (Rindu dan 2DM), sekarang ada Asyik. Termasuk masyarakat melihat track record dan pengalaman serta program yang disampaikan membuat mereka berpihak," tuturnya. (dir/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini