Yudi Iskandar, salah seorang eks pekerja menyebut dirinya belum menerima upah saat bekerja menjadi kuli bongkar bangunan sebesar Rp 7 Juta dari pihak pengembang.
"Saya kerja ikut borongan pada 2 Januari sampai 17 Januari. Perjanjiannya saya menerima upah Rp 7 juta. Tapi sampai saat ini belum menerima (pembayaran). Kami sudah mengadu ke Pemkot Sukabumi, sudah ke DPRD Kota Sukabumi tapi belum ada jawaban," kata Yudi pada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deni mengaku kesulitan berkomunikasi dengan eks kuli bangunan lainnya karena lokasi yang berjauhan. "Ada yang dari Caringin, Palabuhanratu, Cianjur ada juga orang Jawa Tengah. Semuanya sampai saat ini belum di tawur (bayar) upahnya," tutur Yudi.
Beragam tulisan ditempel Yudi di kaca depan Gor, "Kami mohon bantuan pada pemerintah Sukabumi... Untuk turun tangan kami cuma minta hak kami para kuli" tulisnya dalam kertas.
Tidak hanya melalui aksi protes langsung, Yudi juga mengaku kerap menuliskan status di media sosial terkait nasibnya sebagai kuli yang belum dibayar.
"Pernah ada pihak kantor yang menelepon, minta nomor rekening mereka marah karena saya buat status dan dianggap bikin ramai. Saat itu sebelum puasa, janji mau bayar bilangnya untuk keperluan puasa tapi sampai saat ini uangnya enggak ada sepeserpun yang masuk," ucapnya.
Hingga saat ini detikcom masih mencoba melakukan konfirmasi kepada pihak PT Mitra Gusnita Nanda (MGN) selaku pengembang. Sejumlah pesan yang dikirim kepada Nurhaeni Rizal Santoso selaku manager perusahaan belum ada jawaban. (sya/tro)