Selain kendaraan roda dua dan empat, bajaj juga mulai meramaikan arus mudik di Pantura Cirebon. Salah seorang pemudik yang menggunakan bajaj, Sukardi (55) tengah asik beristirahat di salah satu tempat peristirahat di sekitar Terminal Harjamukti.
Sukardi bersama temannya memilih mudik menggunakan bajaj. Tahun ini, merupakan tahun keenam Sukardi mudik menggunakan bajaj. Menurut Sukardi mudik menggunakan bajaj lebih nyaman ketimbang menggunakan motor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemudik tujuan Tegal itu berangkat dari Jakarta sejak pukul 22.00 WIB. Perjalanan dari Jakarta hingga Cirebon ditempuh sekitar 12 jam. Bajajnya sempat terjebak kemacetan di wilayah Cikarang.
"Dari Cikarang ke Cirebon sih lancar, tak ada macet. Nah, dari Jakarta ke Cikarangnya itu macet parah. Pukul 03.00 WIB lebih baru keluar dari Cikarang," kata Sukardi.
Sukardi mengatakan selama perjalanan rata-rata kecepatan bajajnya sekitar 70 kilometer per jam. Dari Jakarta hingga Cirebon, Sukardi menepi untuk berisitrahat sebanyak tiga kali.
"Pertama pas di Cikarang, terus di dekat Tol Cikampek, sama di sini (Cirebon). Gak lama, oaling cuma setengah jam. Ini mau lanjut lagi, sudah dekat soalnya," katanya.
Sukardi langsung bergegas menuju bajajnya yang terpakir di pinnggir jalan. Di kursi depan bajajnya terdapat jeriken ukuran sedang yang terisi pertalite.
"Tadi itu ngisi 20 literan (pertalite). Ya kalau dihitung ongkosnya itu sampai Rp 200 ribu sejalan. Enak pakai bajaj, ongkosnya enggak terlalu gede terus bisa berhenti sesuai keinginan kita. Kalau naik angkutan umum kan enggak kaya gitu," kata Sukardi seraya tersenyum.
Menurut Sukardi arus lalulintas pada H-2 menjelang lebaran ini lebih padat dibandingkan tahun kemarin. "Padat sekarang, teman saya kemarin itu pulang dari Jakarta sampai Tegal. Berangkat dari Jakarta jam 14.00 WIB, sampai kampung jam23.00 WIB lebih . Saya lebih lambat sekitar tiga jam," katanya. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini