Kejadian bermula saat warga Cibaraja, Kecamatan Cisaat itu berbelanja ke Kota Sukabumi. Waktu menunjukkan pukul 11.00 WIB, tempat yang dia datangi pertama adalah penjual baju gamis di daerah Gang Peda.
"Saya belanja, dari rumah jam 11 di jalam macet banget sampai berjubelan. Saya dari Gang Peda jalan kaki ke arah Pasar Pelita karena di tempat itu saya suka pesan gamis. Memang niat mau beli karena buat dijual lagi, tapi saat itu stok masih belum banyak," tutur perempuan yang biasa berjualan baju gamis tersebut kepada detikcom, Senin (11/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah beli bros, saya pamitan dan sempat diingatkan untuk berhati-hati karena banyak copet. Saya lanjutkan jalan kaki bawa belanjaan sedikit lima potong gamis dan aksesoris, karena sudah diingetin saya hati-hati tas dikedepanin, dipegang terus belanjaan ditenteng walau padet desak-desakan aman sampai keluar di Jalan Harun Kabir," lanjutnya.
Di Jalan Harun Kabir, korban kemudian mendatangi lapak penjual Toples posisinya tepat di bahu jalan. Saat itu Rani bertemu dengan beberapa orang yang dia pikir sebagai penjual toples.
"Saya nanya harga toples ke seseorang yang saya pikir penjual toplesnya orangnya agak gemuk, saat nanya begitu ada yang nyamperin anak laki-laki usia sekitar 20 tahunan pakai kaos merah," cerita korban.
Saat itulah Rani dibuat bingung, jawaban soal harga dijawab berbeda-beda. Karena kebingungan dia kemudian menyebrang jalan dan mendatangi lapak penjual toples lainnya, posisinya tepat bersebrangan dengan lapak sebelumnya.
"Si anak yang pakai kaos merah ini ngikutin, jawaban soal harga juga dijawab benar. Akhirnya saya putusin buat beli empat toples seharga Rp 35 ribu, saya ambil dompet di dalam tas masih ada ngeluarin uang Rp 50 ribu. Tas saya seletingin lagi," ucapnya.
Foto: Syahdan Alamsyah |
Rani memilih empat toples dengan warna berbeda, saat itulah Rani kembali dibuat bingung. "Saya enggak tau pasti mereka ini yang jual atau bukan, hanya memang setelah saya minta empat toples kayak yang dilama-lamain kayak ngecoh perhatian gitu. Si pelayannya itu pura-pura kayak ada yang manggil megang yang lain saya nengok ke situ saya bilang cepetan, dia kayak cari perhatian biar saya ngeliatin dia," tuturnya.
"Soal warna juga dia terus nanya, saya minta warna pink dia pegang warna merah. Terus aja begitu, saat itu tiba-tiba dari arah belakang saya muncul orang agak gemuk yang saya pikir penjual toples sebelumnya. Dia dari arah belakang langsung masuk ke kolong meja kayak yang pura-pura bersihin sesuatu," ujar Rani.
Karena curiga dengan gerakan pria itu, Rani spontan memeriksa dompet di dalam tasnya, benar saja dompetnya hilang. Beberapa kali Rani memeriksa isi tasnya, dompet tebal berisi uang Rp 14 juta sudah tidak ada lagi di dalam tas miliknya.
"Posisi tas saya selempangin, saya pikir ah ada orang di sebelah kanan saya. Saat itu saya sadar meriksa dompet sudah hilang, saya langsung kalap. Saya langsung nyari seseorang bernama Pak Endang yang memang kenalan saya di pasar itu, si penjual toples sempat nanya kenapa saya bilang hilang dompet dia enggak bereaksi apa-apa, saya bilang saya nitip toples yang sudah dibeli ke dia," kata Rani.
Karena kenalannya tidak ditemukan, Rani kembali ke lapak penjual toples. Saat itu dia kembali dibuat heran karena orang-orang yang sebelumnya berinteraksi dengannya hilang, berganti dengan orang lain berpakaian kotak-kotak.
"Penjualnya beda, dia pakai baju kotak-kotak pas saya samperin dia nanya ada apa teh. Saya bilang ke dia mau ambil titipan, orang ini kayak yang bingung, saya tanya yang pakai baju merah mana eh dia malah balik nanya yang pakai baju merah siapa. Karena posisi saya sedang kalap, bingung dan capek akhirnya saya lapor polisi, saya curiga mereka berkomplot," tutur Rani.
Rani melaporkan peristiwa yang menimpanya ke Polres Sukabumi Kota, Rani sempat ditenangkan oleh empat orang anggota di ruang SPKT Polres Sukabumi Kota.
"Polisi sempat bilang laporan sudah diterima, tinggal ke TKP. Polisi ngajak saya mereka nanya masih cape ga, puasa ga, saya sambil nangis-nangis, gemeteran bilang sudah lemes, puyeng. Akhirnya saya bilang capek, mau pulang biar tenang dulu sekarang baru tenang makanya bisa cerita," tandasnya. (ern/ern)












































Foto: Syahdan Alamsyah