Ketum HATI ITB Priagung Satyagama menegaskan tidak berafiliasi dengan organisasi masyarakat (ormas) manapun termasuk HTI. Sebab, sambung dia, dalam Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (ADART) HATI tidak berafiliasi dengan organisasi eksternal.
"Tentu jika (ITB) mengatakan bahwa HATI berafiliasi dengan HTI, perlu ada pembuktian. Bukti konkret afiliasi suatu organisasi itu bisa dilihat di AD ART, dan saya rasa di AD ART kita enggak ada pernyataan bahwa kita afiliasi dengan HTI," kata Priagung via telepon genggam, Jumat (8/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, kata dia, bukan tidak mungkin anggota HATI juga mengikuti ormas HTI. Hal itu dinilai wajar dan tidak bisa menjadi dasar penilaian secara kelembagaan HATI berafiliasi dengan HTI.
"Tidak bijak jika menilai HATI berafiliasi dengan HTI jika argumennya hanya karena ada anggota HATI yang juga anggota HTI," ungkap dia.
Disinggung mengenai mengundang tokoh-tokoh HTI dalam kegiatan diskusi, Priagung membenarkannya. Namun, sambung dia, dalam hal ini yang dilihat bukan latar belakang organisasi, melainkan ilmu yang bisa dibagikan.
"Kajian kita itu kadang temanya terkait dengan keilmuan-keilmuan tertentu. Nah ketika kita mengundang seseorang untuk menjadi pembicara, yang kita lihat itu keilmuannya, sama sekali enggak melihat latar belakang organisasinya karena menurut kita itu enggak relevan," tegasnya.
Mengenai tema khilafah yang dibahas dalam diskusi, ia menganggapnya sebagai hal yang wajar dan tidak perlu diperdebatkan. Apalagi, sambung dia, para ulama menganggap substansi Pancasila sejalan dengan ajaran Islam.
"Jadi wajar dong jika kita menjadikan khilafah sebagai salah satu dari banyak tema yang kita angkat dalam kajian kita. toh khilafah itu merupakan bagian dari ajaran Islam," kata dia.
"Lantas kenapa selalu dibentur2kan dengan khilafah yang mana itu ajaran Islam yang pasti sejalan dengan pancasila," pungkas Priagung.
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini