Pada Senin 21 Mei 2018, buaya berukuran lebih satu meter muncul di bawah jembatan Kampung Rencong, Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah. Di aliran Sungai Cisangkuy tersebut buaya itu tiga hari berturut-turut memamerkan wujudnya.
Warga yang pertama kali melihat buaya tersebut, Dadang Baret (49), sempat mengira satwa tersebut biawak. Sebab di Sungai Cisangkuy masih banyak habitat biawak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Penemuan buaya tersebut dibenarkan polisi. "Benar, bahkan anggota sempat menangkap (memfoto) gambarnya," ujar Kapolsek Baleedah Kompol Supriyono.
Kamis, 24 Mei 2018 sore, muncul kembali seekor buaya di aliran Sungai Citarum, tepatnya di Kampung Jambatan, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah. Kehadiran reptil melata ini mengegerkan warga Baleendah.
"Buayanya besar. Muncul di sini (Sungai Citarum) kelihatannya jam lima sore," kata Lilis di warga sekitar, Jumat (25/5) lalu.
Sebagai warga yang tinggal di dekat aliran Sungai Citarum, Lilis mengaku khawatir. "Cemas? Ya cemas, takut nya naik ke atas buayanya. Kemarin-kemarin juga pas hujan ada kura-kura naik ke atas," katanya.
Seminggu kemudian, Jumat (1/6) kemarin, sekor buaya lagi-lagi menampakkan diri di Baleendah. Buaya itu muncul di aliran Sungai Citarum (perbatasan Baleendah-Dayeuhkolot) atau tepatnya di Kampung Parung Halang, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, yang jaraknya sekitar satu kilometer dari lokasi penemuan buaya yang berada di Kampung Jambatan.
Di lokasi tersebut, buaya itu hampir tiga jam berjemur di atas endapan lumpur. Buaya itu menjadi tontonan warga sekitar.
"Munculnya sejak Pukul 12.00 WIB. Naik ke endapan lumpur Sungai Citarum," kata warga sekitar Oki Alexander kepada detikcom di lokasi penemuan buaya.
![]() |
Lalu buaya tersebut masuk ke dalam air dan hanya memunculkan kepalanya ke atas permukaan air. Buaya itu terus berenang melawan arus Sungai Citarum mengintari pinggir-pinggir endapan lumpur yang ada di sungai tersebut.
"Tuh buaya nya sekarang mengarah ke wilayah Desa Citereup," kata Oki.
Kepala BKSDA Jabar Sustyo Iriyono mengatakan sungai memang habitat buaya. "Zaman dulu sungai yang masih normal memang ada beberapa tempat (habitat) buaya dengan ukuran sungai. Misalnya ukuran Sungai Citarum, zaman dulu pasti masih ada" katanya via telepon, Jumat (25/5).
Dia menduga kemunculan buaya itu karena migrasi dari sungai besar ke sungai kecil. "Saat hujan, banjir. Kemungkinan ada perpindahan dari sungai yang lebih besar ke lebih kecil atau ada orang yang pernah memelihara, itu migrasi ke sana lepas, masih dugaan," tuturnya.
"Intinya, dahulu kala ceritanya pasti ada habitat buaya. Kalau sekarang sungainya rusak, makanannya tidak ada, buayanya punah. Tiba-tiba muncul ya balik lagi ke yang tadi (migrasi)," ujar Sustyo menambahkan.
![]() |
"Kami belum melakukan survei atau penelitian, yang ada dulu pernah di Cisadane, terus di Cimanuk. Citarum mungkin ada cuma belum ditemukan," kata Sustyo.
Hingga kini buaya tersebut belum tertangkap dan kemungkinan masih berkeliaran di aliran Sungai Citarum.
'Buaya 3 Meter Ditangkap di Kebun Sawit'? Tonton video selengkapnya di 20Detik:
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini