Hal itu disampaikan Sudrajat dalam sesi kedua debat cagub Jabar 2018 di Gedung Balairung, Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jabar, Senin (14/5/2018). Dalam sesi ini, paslon dengan jargon 'Asyik' berdebat dengan paslon Ridwan Kamil dan Uu Ruhzanul Ulum.
"Petani kadang-kadang mau menanam butuh uang ke bank, ketika enggak ada, akhirnya ke rentenir. Saya mengatakan saya akan bikin bank tani," kata Sudrajat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudrajat mengatakan persoalan modal berkaitan juga dengan pendapatan dari para petani. Menurut dia, saat ini nilai tukar di pertanian rendah, berkisar 10,8. Hal ini, sambung dia, tentu perlu menjadi perhatian sehingga kesejahteraan petani terjaga.
"Saya ambil contoh, saat panen, harga gabah empat ribu (rupiah). Tapi kalau kita berikan bantuan mesin pengering, maka petani bisa mengeringkan jadi gabah kering bisa naik dari empat ribu bisa enam ribu (rupiah). Bisa meningkatkan hingga lima puluh persen," tutur Sudrajat.
Cagub Jabar Ridwan Kamil lalu memotong Sudrajat. Dia justru mempertanyakan konsep perdagangan hasil panen petani ke pasaran. Sebab selama ini, hasil pertanian diatur oleh tengkulak. Paslon nomor urut satu itu bahkan punya cara tersendiri untuk menjual hasil pertanian itu.
"Kita mendigitalisasi petani dimana mereka menerima pesanan online. Seperti di Bandung, bisa pesan sayuran online ke Pangalengan," ucap Emil, sapaan Ridwan.
Untuk hal ini, Sudrajat justru setuju. Bahkan program Emil sudah termasuk dalam rencana program pasangan berjuluk 'Asyik' ini.
"Konsep kita memang seratus persen online. Petani akses ke pasar dan ke modal bagaimana memperbaiki nilai tambah petani," kata Sudrajat.
Selain itu, Sudrajat berencana memberikan pengetahuan berlebih bagi petani dalam memasarkan produknya.
"Kita beri penyuluhan bagaimana konsep pengemasan. Jadi misalnya jangan biarkan jual cabe dan terong di kebon, tapi dari kebon dikemas. Online tadi membantu," tutur Sudrajat. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini