"Pelaku adalah kelompok Jawa. Dulu dia tinggal di Cilincing. Pelaku kerap operasi di Jakarta, lalu pindah ke Bekasi, akhir - akhir ini mereka pindah ke Karawang," kata Kapolres Karawang AKBP Hendy F Kurniawan saat ekspos kasus tersebut di Kamar jenazah RSUD Karawang, Minggu (6/5/2018).
Hendy bercerita, Ali dikenal sebagai begal senior di kelompoknya. Begal - begal yang lebih muda kerap memanggilnya "ayah". Ali adalah yang paling tua di kelompoknya. Ia merekrut sejumlah pemuda dari Blora.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kiprah Ali di dunia kriminal dikenal licin. Hendy mengungkapkan, beberapa waktu lalu, ayah dan anak buahnya tercatat 10 kali beroperasi di Jakarta dan Bekasi.
"Jenis motor favorit mereka adalah motor matic. Mereka kerap mengincar motor yang sedang terparkir di tempat umum," ungkap Hendy.
Ali kemudian menjual motor curian dari Jakarta ke kampung Dongkal di Kecamatan Pedes, Karawang. Kampung itu dikenal sebagai salah satu kampung begal, pusat praktik penadah motor curian di Karawang. "Untuk sementara, penadahnya sedang kami kejar," kata dia.
Petualangan kriminal pria asal Blora itu berakhir di Karawang. Ia ditembak mati di rumah persembunyiannya di Kampung Lamaran, RT03 RW06, Palumbonsari, Karawang Timur pada Minggu subuh (6/5/2018).
Saat akan ditangkap, Ali terpantau sedang berada di rumahnya. Hendy menuturkan proses penangkapan berlangsung cukup menegangkan. Saat didatangi, rumah Ali dalam keadaan gelap gulita.
Petugas lalu mencoba menyalakan meteran listrik. "Saat menyalakan meteran listrik, yang bersangkutan tiba - tiba menyerang petugas dengan sebilah sangkur, sehingga terpaksa ditembak," kata Hendy.
Petugas lalu membawanya ke rumah sakit. "Nyawanya tak tertolong saat di perjalanan," pungkas Hendy. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini