Ini Kompleks Ksiti Hinggil, Tempat Raja Pertama Cirebon Dinobatkan

Ini Kompleks Ksiti Hinggil, Tempat Raja Pertama Cirebon Dinobatkan

Sudirman Wamad - detikNews
Jumat, 04 Mei 2018 13:23 WIB
Kompleks Ksiti Hinggil Cirebon/Foto: Sudirman Wamad
Cirebon - Kompleks Ksiti Hinggil memiliki makna filosofi yang mendalam tentang ajaran agama Islam dan penobatan raja di Cirebon.

Ksiti Hinggil merupakan bangunan tua yang menjadi saksi penyebaran agama Islam di tanah Cirebon. Warna putih mendominasi di kompleks bangunan tersebut. Kompleks Ksiti Hinggil menjadi salah satu lokasi swafoto para wisatawan.

Keramik bercorak Cina menghiasi dinding bangunan yang ada di kompleks Ksiti Hinggil, termasuk gapura menuju Kstiti Hinggil. Ada tiga pintu masuk atau gapura untuk bisa menuju Kstiti Tinggil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini Kompleks Ksiti Hinggil, Tempat Raja Pertama Cirebon DinobatkanFoto: Sudirman Wamad


Menurut Juru Bicara Kesultanan Kanoman Cirebon Ratu Raja Arimbi Nurtina menyebutkan bangunan Ksiti Hinggil sudah ada sekitar abad 14 silam. Ksiti Hinggil, sambung Arimbi, memiliki arti tanah paling tinggi di antara tanah lainnya yang ada di kompleks Keraton Kanoman.

"Ketinggian tanahnya berbeda dengan tanah keraton lainnya. Ada tahapan untuk bisa mencapai kompleks Ksiti Hinggil," kata Arimbi kepada detikcom saat ditemui di kompleks Keratonan Kanoman Cirebon, Jumat (4/5/2018).

Arimbi mengatakan tiga pintu masuk atau gapura yang ada di Ksiti Hinggil memiliki makna untuk menjalankan perintah ajaran Islam. Pintu masuk yang menghadap ke utara, dikatakan Arimbi, memiliki nama Pintu Syahadatain. Sedangkan pintu masuk yang menghadap barat, sambungnya, merupakan Pintu Kiblat. Dan, yang ketiga, dikatakan Arimbi, pintu masuk yang menghadap selatan merupakan Pintu Selawat.

"Semua pintu itu memiliki makna. Jika seseorang ingin mencapai derajat yang tinggi, maka harus membaca syhadat, kemudian mendirikan salat dengan menghadap kiblat, dan rajin berselawat sebagai ungkapan cinta kepada Nabi Muhammad," ucap Arimbi.

Ksiti Hinggil, lanjutnya, dijadikan sebagai alat penyebaran Islam. Selain itu, lanjut Arimbi, kompleks Ksiti Hinggil juga pernah dijadikan sebagai tempat penobatan raja, salah satunya Pangeran Cakrabuana atau Walang Sungsang.

"Walang Sungsang dulu pernah dinobatkan di sini untuk memimpin Kesultanan Cirebon," katanya.

Pangeran Cakrabuana, sambungnya, merupakan raja pertama di Cirebon. Pangeran Cakrbuana merupakan perintis dari duku Caruban hingga Kesultanan Cirebon. "Penerus kesultanan kemudian dilanjutkan oleh keponakannya, yakni Sunan Gunungjati," tutup Arimbi. (avi/avi)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads