"Karena dia bukan desainer sembarangan. Sudah sering menampilkan fashion bernuansa etnik Indonesia di dalam maupun luar negeri," kata Cellica kepada detikcom di SMK Taruna Karya I Karawang, Kamis (3/5/2018).
Alhasil selama setahun terakhir, Handy mengunjungi sejumlah tempat di Karawang untuk mencari inspirasi. Lokasi yang dikunjungi Handy antara lain Candi Jiwa, Candi Blandongan dan sejumlah area pesawahan. Handy juga melihat dari dekat kehidupan para petani dan seniman jaipong di Karawang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati banyak berkiprah di Jakarta, Handy lahir di Karawang 55 tahun lalu. Selama 20 tahun kiprahnya di dunia fashion, ia kerap membawa kain daerah dalam kreasinya. Salah satunya adalah kain tenun NTT. Tanun lalu, dia memamerkan karyanya di ajang MQ Vienna Fashion Week di Wina, Austria.
"Lalu setelah ajang itu saya berpikir, kenapa saya nggak berkreasi kain tanah kelahiran saya?" kata Handy. Alhasil, Handy mencari inspirasi di Karawang. "Kebetulan ibu bupati mengontak saya. Beliau kasih masukan untuk mengembangkan batik Karawang," kata dia.
Kebetulan, Handy juga menggemari batik. Alhasil ia setuju dan berupaya membuat kreasi dari batik. "Kebetulan saya suka kain daerah terutama batik ya. Jadi untuk kreasi batik Karawang, saya memasukkan unsur padi, tari jaipong, kendang, lalu candi Jiwa dan Blandongan," tuturnya.
"Akhirnya saya membuat batik motif baru dengan desain gaya saya, simpel sederhana bisa dipakai kapan saja," terang Handy.
![]() |
Handy kemudian menampilkan 11 koleksi batik tulis kreasinya di event Jakarta Fashion dan Food Festival (JFFF) di Ballroom Harris Hotel, Kelapa Gading, Jakarta.
Handy juga sedang berusaha mempopulerkan batik Karawang di ajang internasional. Saat ini, ia sedang bersiap menampilkan karyanya di Karawang Fashion Culture yang akan digelar besok, Jumat (4/5/2018).
"Saya juga akan membawa batik Karawang ke ajang fashion di Ottawa Kanada akhir Juli nanti," kata dia. (avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini