Pasalnya, kata Nasir, salah satu syarat agar perguruan tinggi Indonesia bisa diakui dunia adalah hadirnya dosen asing. "Dosen luar negeri yang masuk ke Indonesia adalah persyaratan mutlak kalau perguruan tinggi Indonesia ingin masuk di kelas dunia," kata Nasir, saat ditemui di Kampus Unpad, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Rabu (2/5/2018).
Dia mencontohkan, salah satu perguruan tinggi di Arab Saudi yakni King Fahd University of Petroleum and Minerlar. Di kampus tersebut sekitar 40 dosennya berasal dari luar negeri. Hasilnya terbukti mampu mendongkrak perguruan tinggi tersebut masuk ke 189 dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasir menjelaskan, kehadiran dosen asing di Indonesia bukan sekedar menjadi staf pengajar. Tapi lebih jauh, kata dia, adalah terjalinnya kolaborasi untuk melakukan penelitian maupun menciptakan inovasi baru secara bersama-sama.
"Nanti kalau ini bisa dilakukan reputasi perguruan tinggi Indonesia akan meningkat secara otomatis dengan kolaborasi tadi," ujarnya.
Berdasarkan catatannya jumlah dosen asing yang mengajar di perguruan tinggi Indonesia belum terlalu banyak, baru sekitar 200 dosen. Sementara dosen Indonesia yang mengajar di luar negeri, sekitar 1.000 orang.
"Kami targetkan perguruan tinggi yang besar bisa masuk lima sampai 10 orang dosen untuk berkolaborasi. Kalau lebih besar bagus untuk masing-masing perguruan tinggi. Ini untuk berkolaborasi," ujarnya. (avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini