Ditemui di rumahnya di Jalan Astanaanyar, Gang Tresna Asih No 240/90, RT 2 RW 7, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, pria yang akrab disapa Mang Ecin menceritakan awal kejadian tembok samping rumahnya jebol diterjang banjir.
Kejadian bermula saat hujan mengguyur wilayah Astanaanyar pada Sabtu 21 April malam kemarin. Air Sungai Citepus mulai meluap dan menggenangi pemukiman warga, sekitar pukul 19.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Mang Ecin dan istrinya yang melihat hal itu hanya bisa pasrah. Sebab selain meruntuhkan tembok tersebut, air membawa hanyut sejumlah peralatan dan elektronik yang ada di dapur juga ruang tamu.
Bahkan kulkas yang menjadi andalan keluarga Mang Ecin untuk mengais rezeki turut hanyut. "Itu kulkas yang biasa buat jualan hanyut juga. Semua perabot buat gorengan juga. Jadi sekarang tidak bisa jualan," kata Ecin.
![]() |
"Sebelum ada tol air memang banjir tapi enggak parah dan sebentar. Setelah ada tol air tiga kali banjir parah dan selalu lama. Kemarin saja hampir dua-tiga jam air menggenangnya," ujar Ecin.
Wakil LPM Kelurahan Cibadak Didin Rosidin menjelaskan ada tiga RW yang terdampak banjir pada malam kemarin, yakni RW 6, RW 7 dan RW 8.
"Kurang lebih ada 147 KK yang terdampak. Paling parah RW 7 ada 100 KK, RW 8 ada 44 KK dan RW 6 hanya 3 KK. Alhamdullilah kalau korban tidak ada, hanya kerugian materil saja," ujar Didin di tempat yang sama. (bbn/bbn)