Wakapolri Komjen Syafruddin kembali mengingatkan anak buahnya untuk lebih agresif memberantas peredaran miras di setiap wilayahnya. Sebab, disinyalir masih ada miras-miras oplosan yang masih beredar di pasaran.
"Saya tekankan kembali seluruh jajaran Polri, Pemda dan stakeholder lain melakukan razia besar-besaran sehingga diungkap dan dihentikan peredarannya," ucap Syafruddin saat rilis penangkapan di rumah mewah big bos miras di Jalan Raya Bandung-Garut, Kabupaten Bandung, Jabar, Kamis (19/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syafruddin mengatakan persoalan miras sudah menjadi penyakit. Dari data terakhir, terdapat 112 korban di seluruh Indonesia dengan jumlah paling banyak di Jabar mencapai 62 orang.
Menurut dia, peredaran miras ini bukan saja terjadi di Jabar, Jakarta dan Kalimantan yang mana beberapa waktu lalu menimbulkan korban. Dia mensinyalir peredaran miras oplosan masih terjadi di wilayah lainnya.
Oleh karenanya, ia meminta kepada seluruh jajaran Polri untuk giat melakukan razia. Syafruddin bahkan memberikan batas waktu sebelum ramadan peredaran miras oplosan berhenti.
"Saya ulangi lagi tolong serius. Masalah ini sama seperti narkoba, kalau banyak mengungkal aparatnya berarti agresif. Kalau tidak berarti diam. Mabes Polri akan memantau mana yang serius mana yang tidak," katanya.
Bahkan, Syafruddin mengultimatum kepada anak buahnya agar lebih serius terhadap masalah miras oplosan. Ada konsekuensi bagi polisi yang tidak menjalankan amanatnya.
"Para Kapolda, Kapolres atau Kapolsek yang tidak serius akan kita ganti," tuturnya.
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini