Menurut DN, ia pernah mengajak adiknya berobat ke Atikah. Bukannya sembuh sang adik malah meninggal dunia. Menurutnya alasan serupa juga yang mendasari temannya S, yang kini DPO, untuk menghabisi Atikah.
Berbekal senjata api (Senpi) rakitan keduanya kemudian mengendap-endap di kediaman Atikah. Ketika korbannya terlihat sendirian mereka lalu menganiaya dan menembakkan senapan sebanyak dua kali ke dada kiri Atikah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DN sempat mengira korbannya tewas. Namun belakangan dia sadar Atikah berhasil bertahan karena peluru tidak sampai menembus organ vital korban.
"Sempat kesal juga, ada takut juga tapi saya berpikir saat itu saya pakai topeng. Enggak akan ketahuan," imbuhnya.
Perkiraan DN meleset, polisi terus bekerja keras mengungkap peristiwa tersebut. Jejak DN terungkap, dia ditangkap saat bersembunyi di Palabuhanratu. DN tertangkap sementara rekannya S melarikan diri.
"Pelaku mengaku dendam, lalu mengendap ke rumah dan menganiaya korban. Barang bukti senpi rakitan kita amankan, berikut baju-baju korban saat peristiwa itu terjadi. Dia kita tangkap di Palabuhanratu saat bersembunyi," terang AKBP Nasriadi.
Nasriadi juga menjelaskan, anggotanya masih mengejar pelaku S. Jejaknya juga sudah terendus anggotanya. "Sudah kita ketahui, tinggal kita kejar," tandasnya. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini