Dendam Ilmu Hitam, Alasan Pelaku Bertopeng Tembak Dada Atikah

Dendam Ilmu Hitam, Alasan Pelaku Bertopeng Tembak Dada Atikah

Syahdan Alamsyah - detikNews
Selasa, 10 Apr 2018 21:25 WIB
Penembak Atikah/Foto: Syahdan Alamsyah
Sukabumi - Dendam menjadi alasan DN (30), pria bertopeng nekat menembak dada kiri Atikah (40). Kematian sang adik yang menurutnya meninggal dunia dengan tak wajar memupuk dendam kesumat DN pada korban.

Menurut DN, ia pernah mengajak adiknya berobat ke Atikah. Bukannya sembuh sang adik malah meninggal dunia. Menurutnya alasan serupa juga yang mendasari temannya S, yang kini DPO, untuk menghabisi Atikah.

Berbekal senjata api (Senpi) rakitan keduanya kemudian mengendap-endap di kediaman Atikah. Ketika korbannya terlihat sendirian mereka lalu menganiaya dan menembakkan senapan sebanyak dua kali ke dada kiri Atikah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Adik saya meninggal tidak wajar, saya tahunya dia (korban) punya ilmu hitam. Warga setempat juga tahu kalau dia memang punya ilmu hitam jenis santet," kata DN kepada awak media di Mapolres Sukabumi, Selasa (10/4/2018).

DN sempat mengira korbannya tewas. Namun belakangan dia sadar Atikah berhasil bertahan karena peluru tidak sampai menembus organ vital korban.

"Sempat kesal juga, ada takut juga tapi saya berpikir saat itu saya pakai topeng. Enggak akan ketahuan," imbuhnya.


Perkiraan DN meleset, polisi terus bekerja keras mengungkap peristiwa tersebut. Jejak DN terungkap, dia ditangkap saat bersembunyi di Palabuhanratu. DN tertangkap sementara rekannya S melarikan diri.

"Pelaku mengaku dendam, lalu mengendap ke rumah dan menganiaya korban. Barang bukti senpi rakitan kita amankan, berikut baju-baju korban saat peristiwa itu terjadi. Dia kita tangkap di Palabuhanratu saat bersembunyi," terang AKBP Nasriadi.

Nasriadi juga menjelaskan, anggotanya masih mengejar pelaku S. Jejaknya juga sudah terendus anggotanya. "Sudah kita ketahui, tinggal kita kejar," tandasnya. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads