Kisah Sedih Calhaj Global Insani Cirebon yang Terancam Gagal Haji

Kisah Sedih Calhaj Global Insani Cirebon yang Terancam Gagal Haji

Sudirman Wamad - detikNews
Senin, 09 Apr 2018 13:05 WIB
Foto: Sudirman Wamad
Cirebon - Tasiah (50) tiba-tiba meneteskan air mata. Warga RW 06 Desa Danawinangun, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, itu dan suaminya sudah terdaftar sebagai calon jemaah haji di BMT Global Insani. Mereka sudah melunasi pembayaran porsi ibadah haji, namun pihak bank terus menagihnya. hingga kini belum ada kejelasan kapan mereka berangkat. Bahkan mereka ditagih-r

"Saya daftar itu sejak tahun 2012, bayar ke Global Insani. Waktu itu saya dihantarkan juga ke pihak Bank BTN Syariah, tapi setiap cicilannya untuk pelunasan porsi itu saya bayar ke Global Insani. Iming-imingnya, saya dapat bunga sebesar Rp 10 juta," kata Tasiah seraya meneteskan air mata saat berbincang dengan detikcom, Senin (9/4/2018).

Tasiah dan Latief selama tiga tahun membayar dan melunaai cicilan porsi ibadah haji tersebut. Menurut Tasiah, ia dan suaminya dijanjikan akan berangkat pada 2019 nanti. Namun, Tasiah heran, pihak perbankan terus menagih pelunasan porsi ibadah haji hingga kini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kan sudah bayar lunas ke Global Insani, tapi pihak bank nagih terus perbulannya ke saya. Berartikan Global Insani tidak membayarkan cicilan saya ke bank, tidak melunasi porsi haji itu," turur Tasiah.

Air mata Tasiah kembali menetes saat ia menceritakan soal investasi ke Global Insani. Tasiah dan Latif ternyata bukan hanya terdaftar sebagai calon jamaah haji melalui Global Insani, keduanya terdaftar mengikuti program investasi. Tasiah mengambil delapan paket investasi, nominal satu paketnya sebesar Rp 8 juta.

"Total uang yang saya investasikan sebesar Rp 64 juta, kalau ditotal sama haji mencapai Rp 104 juta. Hingga kini belum ada kejelasan. Saya hanya minta uangnya bisa dikembalikan," kata Tasiah seraya menangis.

Tak hanya beban material yang Tasiah dan Latief tanggung. Beban moral pun kini menghantuinya. Tasiah mengajak sejumlah saudaranya untuk ikut berinvestasi serta ibadah haji melalui Global Insani.

"Saya malu, saya sudah ngajak saudara-saudara saya. Saya juga dituntut sama saudara saya hingga sekarang," ucapnya.

Latief menimpali perbincangan. Menurut Latief, jika dihitung dengan yang milik saudaranya uang yang sudah disetorkan sekitar Rp 500 juta.

"Ada yang stroke juga. Kemarin kita demo ke sana, tapi belum jelas juga. Katanya minggu depan mau ada mediasi lagi," tutur Latief.

Latief kembali mengingat awal keluarganya ditipu oleh Global Insani. Tanah miliknya seluas 500 meter persegi ia jual demi bisa berangkat ke tanah suci.

"Ada yang datang ke sini dari pihak Global Insani, menawarkan soal investasi dan haji. Waktu itu kita nazar kalau tanah itu laku, kita niatkan untuk ibadah haji," ceritanya.

Niat hati ingin meraup untung dari investasi, malah membuat keluarga Latief buntung. Sekitar Rp 104 juta miliknya yang disetorkan ke Global Insani hingga kini belum ada kejelasan. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads