Pemandangan tersebut bisa ditemui di Jalan Pamitran IV, Komplek Panghegar Permai, Kelurahan Cipadung Kulon, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung. Di sini warga mampu mengubah barang bekas dan antik menjadi benda seni untuk mempercantik lingkungan.
Ketekunan dan kreativitas yang ditujukan warga sejak tahun 2010 itu membawanya menyandang predikat sebagai Kampung Barang Bekas dan Antik (Rastik) sejak pertengahan tahun 2017 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada awalnya, warga khususnya ibu-ibu di Kampung Rastik membuat kerajinan yang berasal dari koran dan plastik bekas. Namun rupanya hal itu malah dirasa kurang efektif dan terbuang sia-sia.
Belakangan Enie mulai terpikir untuk membuat sesuatu dari barang bekas tapi awet dan juga indah. Hingga akhirnya Enie terpikir untuk membuat karya seni dari barang-barang rumah tangga tidak terpakai dan barang antik.
"Barulah dari situ kepikiran dari pada dibuang begitu saja lebih baik jadi benda-benda seni. Mulai dari situ ibu-ibu yang punya panci bocor sampai komputer tidak terpakai kita ubah menjadi barang seni," katanya.
Di mulai dari itulah Enie memajang barang seni buatannya sebagai hiasan rumah dan lingkungan sekitar. Namun hal itu sempat terkendala karena tidak semua warga setuju jika lingkungannya dihiasi oleh barang seni buatan Enie.
"Tidak semua orang berjiwa seni. Ada yang bilang buat apa sih seperti ini. Tapi liat hasilnya positif juga, bagus juga. Akhirnya warga mulai tertarik dan jadi partisipan mendukung," katanya.
Untuk mempercantik lingkungannya Enie dan warga menambahkan ornamen lukisan semi abstrak di jalan dengan ukuran 6x4 meter. Lukisan berlatar biru ini menggambarkan seekor naga yang terbang dari bumi ke langit.
Enie mengungkapkan lukisan tersebut memiliki makna perkembangan Kampung Rastik dari awal sebuah daerah biasa kini mulai terbang ke 'langit' untuk menunjukkan eksistensinya.
Kini keberadaan Kampung Rastik seolah menjadi oase di perumahan tersebut. Di tengah pemukiman kelas menengah ini masih terdapat sekelompok warga yang kreatif dan peduli dengan lingkungan sekitar.
"Alhamdullilah kita terpilih mewakili Jabar sebagai Pelaksana Terbaik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga Tingkat Nasional 2018," tandas Enie.
(avi/avi)