Bambang menjelaskan, saat ini Jakarta merupakan kota metropolitan yang terus berkembang dan menarik arus urbanisasi. Pusat pergerakan ekonomi dan pembangunannya, kata Bambang, berada wilayah Jakarta Timur.
Begitu juga dengan Kota Bandung. Menurutnya Kota Bandung adalah salah satu tujuan urbanisasi di Indonesia. Pembangunan dan perekonomian di Bandung terus berkembang dan sebagian besar terjadi di wilayah Bandung Utara.
Dengan kondisi tersebut dia melihat, akan ada pertemuan pusat pertumbuhan ekonomi dari dua wilayah tersebut. "Karena perkembangan Bandung banyak di utara dan Jakarta di timur. Sehingga wilayah metropolitan Jakarta dan Bandung itu ketemu menjadi satu megapolitan area," kata Bambang, saat ditemui di Kampus ITB, Kota Bandung, Rabu (4/4/2018).
Bambang melanjutkan, kondisi itu tentu perlu diantisipasi dari sekarang. Mulai dari penyiapan infrastruktur dan persiapan lainnya. Karena bila tidak, pada 2045 nanti bisa menimbulkan masalah.
"Saya membuat satu prediski dari prediksi itu kita harus antisipasi. Karena kita tidak punya pengalaman, kita harus persiapkan infrastrukturnya dari sekarang. Baik di Jakarta dan Bandung. Karena saat 2045 urbanisasi di Jawa itu sudah 80 persen dan jumlah penduduk sekitar 70 juta orang," katanya.
Selain itu, dia menambahkan, perlu ada pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi baru. Dengan begitu pusat perekonomian tidak menumpuk di satu wilayah. "Ekonomi harus berkembang. Kedua infrastruktur dasar supaya masyarakat tetap nyaman. Kemudian harus ada sumberu pertumbukan ekonomi baru supaya penumpukan ekonomi tidak menumpuk di wilayah itu," ujar Bambang.
Saat ini jumlah penduduk di Kota Bandung sekitar 2,5 juta dan DKI Jakarta sekitar 10-11 juta jiwa. (ern/ern)
