"Kalau memang (kebocoran) terstruktur, harus diulang," ujar Kepala Disdik Jabar Ahmad Hadadi saat dihubungi detikcom via sambungan telepon, Selasa (3/4/2018).
Hadadi mengungkapkan indikasi terjadinya kebocoran dapat terlihat dari hasil nilai. Apabila siswa yang awalnya memiliki nilai biasa saja, tetapi dalam hasilnya mendapatkan nilai yang bagus patut dicurigai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Disdik Jabar masih menunggu hasil penelusuran tim investigasi dan penyelidikan dari kepolisian. Dari hasil tersebut, nantinya bisa menjadi dasar langkah selanjutnya.
Hadadi sendiri belum bisa memastikan apakah soal yang tersebar identik dengan soal resmi yang dikeluarkan Disdik Jabar.
"Kita belum bisa ambil kesimpulan, tunggu hasil dulu," katanya.
Namun polisi telah memastikan apabila soal yang tersebar melalui aplikasi perpesanan WhatsApp group identik dengan soal yang resmi.
"Memang yang jelas itu terjadi kebocoran. Karena memang soal yang bocor identik dengan yang aslinya," ucap Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Yoris Maulana, kemarin.
Seperti diketahui, FAGI mengindikasi adanya kebocoran soal dan kunci jawaban USBN tingkat SMA se-Jabar. FAGI meminta polisi segera mengusut dugaan kebocoran soal dan kunci jawaban USBN SMA di Jawa Barat.
Ada dua kemungkinan penyebab kebocoran yang harus ditelusuri. Ketua FAGI Kota Bandung Iwan Hermawan mengatakan distribusi soal dan kunci jawaban yang berupa soft copy sangat rentan terjadi penyalahgunaan. Pasalnya, sambung dia, mudah untuk disebarluaskan.
Ia menuturkan ada dua kemungkinan kebocoran soal dan kunci jawaban USBN ini terjadi. Pertama ada oknum internal yang membocorkan soft copy itu atau adanya pihak luar menyadap komputer sekolah.
Polisi langsung bergerak. Tanpa menunggu laporan, Kapolrestabes Bandung Kombes Hendro Pandowo langsung membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus tersebut. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini