Mengenal Jhoni Tunggul, Pemahat Akar Pohon dari Cirebon

Mengenal Jhoni Tunggul, Pemahat Akar Pohon dari Cirebon

Sudirman Wamad - detikNews
Senin, 02 Apr 2018 15:50 WIB
Jhoni Tunggul/Foto: Sudirman Wamad
Cirebon - Jhoni Sarmija (55), seniman asal Cirebon yang mampu momoles akar pohon menjadi karya seni yang luar biasa. Sejak Presiden Indonesia ke dua, Seaharto lengser, Jhoni mulai menggeluti seni pahat.

Jhoni memilih akar pohon sebagai media untuk berkarya. Karena, menurut pria yang akrab disapa Jhoni Tunggul itu akar merupakan benda yang dianggap tak memiliki nilai jual. Hari ini, Senin (2/4/2018), Jhoni tengah sibuk menggarap akar pohon yang ukurannya besar.

Mengenal Jhoni Tunggul, Akar Pohon Disulap Jadi Karya IndahFoto: Sudirman Wamad


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudah lima hari Jhoni menggarap akar tersebut. Namun, motifnya sudah bisa dilihat. Jhoni memahat akar tersebut menjadi seekor monyet, buaya, naga, ikan, dan musang. Persis seperti aslinya. Hasil pahatan Jhoni itu melambangkan kerukunan tentang hidup.

"Ini sudah lima hari saya garap. Beberapa hewan saya buat dan dijadikan satu. Intinya tentang kerukunan, dulu itu hewan rukun. Hidup itu jangan sampai tidak rukun, jangan saling sikut. Sekarang ada kok yang saling sikut atau saling makan," kata Jhoni saat berbincang dengan detikcom di kediaman adiknya, Asmija Tomo (47) di Blok Desa, Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Jhoni mengaku, sebelum menggeluti seni pahat akar pohon, ia sempat bekerja di salah satu bengkel las. Namun Jhoni di PHK, lantaran bengkel las tempat ia bekerja bangkrut. Tepatnya saat krisis moneter terjadi.

"Waktu itu banyak waktu menganggur. Akhirnya putar otak, manfaatkan barang-barang yang tak ada nilainya, salah satunya tunggul (akar). Awal mahat itu saya ngikutin bentuk akarnya, sekarang sudah beda. Kita bisa olah sesuai pesanan," kata Jhoni Tunggul.

Motif pahatan yang dipilih Jhoni mengedepankan tentang nilai-nilai keserasian alam. Bahkan, karya Jhoni lebih condong pada bentuk-bentuk hewan.

"Motifnya ada naga, harimau, elang, dan lainnya. Kita pilih raja-raja alam, seperti raja hutan dan lainnya. Tergantung pesanan juga," ucapnya.

Lebih jauh, ia mengatakan karya miliknya yang paling diburu konsumennya adalah naga dan harimau. Setiap bulan, dikatakan Jhoni, ia mampu menghasilkan dua karya indah dari akar pohon. Pembuatan pahatan akar pohon itu, menurut Jhoni, rata-rata memakan waktu hingga tinga minggu.

"Rata-rata untuk satu karya itu bisa tiga minggu. Tapi, untuk yang ukiran kecil hanya semingguan. Nah, yang saya garap ini bisa tiga mingguan karena ukurannya besar," kata Jhoni.

Ia menambahkan karyanya biasanya dibanderol dengan harga Rp 1 sampai 16 juta. Harga tersebut, sambungnya, disesuaikan dengan jenis kayu dan tingkat kesulitannya. Bahkan, karya-karya Jhoni itu pernah dikirim ke luar negeri.

"Saya sih tidak pernah kirim. Tapi, ada pembeli yang kirim ke sana, ke Jepang, Taiwan, Malaysia, dan Kanada. Saat ini, konsumennya mayoritas orang sini-sini saja, masih orang-orang dekat," kata Jhoni.

Jhoni bersama Tomo, adiknya menjadi satu-satunya pemahat akar pohon di Cirebon. Bahkan, seniman bersaudara itu pernah mewakili Jawa Barat dalam ajang nasional. "Yang spesialis mahat akar pohon tidak ada lagi. Di Jawa Barat juga masih sedikit, dulu pernah di kirim ke Bali, Lombok, dan Jakarta untuk mewakili Jawa Barat pada acara pameran nasional," kata Jhoni.

(avi/avi)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads