Mahasiswa mendatangi gedung DPRD Kota Sukabumi, mereka memprotes kenaikan harga BBM pada 24 Maret lalu. Selain membawa berbagai atribut aksi mereka juga menutup mulut dengan lakban hitam.
Pantauan detikcom, KAMMI menyuarakan kenaikan BBM yang dinilai akan berimbas kepada sektor lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya aksi yang berjalan sekitar 30 menit itu tidak mendapat perhatian dari pihak DPRD Kota Sukabumi, mahasiswa yang sempat duduk berjajar di depan pintu masuk gedung DPRD tidak mampu menunjukan rasa kecewanya.
Satu persatu atribut aksi yang mereka bawa kemudian dibakar, kertas hingga spanduk yang berisi protes kenaikan harga BBM dibakar mahasiswa.
Sejumlah aparat kepolisian dari Polres Sukabumi Kota yang berjaga terlihat membiarkan aksi tersebut, asap hitam mengepul ke udara.
"Kami datang baik-baik. Pemberitahuan mengenai rencana aksi hari ini pun telah disampaikan. Ironisnya tidak ada satupun yang menerima kami," lanjut Oksa.
Ketidak hadiran anggota DPRD Kota Sukabumi untuk menemui mahasiswa dinilai Oksa adalah kado buruk bagi HUT Kota Sukabumi. Apalagi, Kota Sukabumi merayakan hari jadinya pada 1 April 2018. "DPRD Kota Sukabumi memberikan kado buruk bagi Kota Sukabumi yamg akan berulang tahun dua hari mendatang," tandas dia.
Masih dengan pengawalan polisi, peserta unjuk rasa kemudian membubarkan diri dengan tertib. "Kita akan datang lagi dalam waktu dekat ini dengan jumlah massa yang lebih banyak," tandasnya.
Menurut informasi, gedung DPRD memang sedang dalam keadaan kosong. Salah seorang pegawai berpakaian PNS menyebut jika anggota sedang mengadakan study banding ke Bali.
"Berangkat pada Senin (26/3) rencananya sampai Kamis (29/3) ini. Ada sekitar 17 orang Pansus anggota DPRD yang ke Bali. Hari ini mereka pulang," terangnya.
Meski berdekatan dengan lokasi helaran budaya HUT Kota Sukabumi, aksi demonstrasi tidak mengganggu jalannya acara. Sejumlah warga terlihat semringah menyaksikan pawai.
(avi/avi)