Pantauan detikcom, Rabu (28/3/2018), Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil melakukan pengecekan anak Sungai Citarum yang berada di Kampung Ciwalengke, Desa Sukamaju, Kecamatan Majalaya yang sudah tercemar oleh limbah pabrik industri. Selain itu, Emil juga melakukan pengecekan sumber air di pemukiman warga.
"Caina tos tercemar, kotor, teu tiasa diangge kangge minum ngan tiasa kangge ibak hungkul sareng nyeseuh. (Airnya tercemar, kotor, tidak bisa dipakai untuk minum cuma bisa buat mandi dan cuci pakaian)," ujar salah satu warga, Iim (50) menyampaikan keluhannya kepada Emil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kangge eeut mah newer cari galon dan caina kotor kena limbah. (Kalau minum beli air isi ulang, airnya kotor tidak bisa dipakaiinum karena sudah terkena limbah)," jelas Iim.
Iim menambahkan, warga harus mengeluarkan uang lebih untuk kebutuhan minum dan memasak. Dalam seminggu, warga bisa menghabiskan dua-tiga galon air isi ulang se Minggu nya. "Satu galon harganya Rp 4 ribu," tambahnya.
Warga lainnya, Dadan (45) berujar, tidak hanya mencemari sumber air. Udara di Kampung Ciwalengke pun tercemar oleh asap batubara yang keluar di kawasan industri Majalaya.
"Udaranya juga tercemar oleh asap batu bara dari pabrik, akibatnya banyak warga yang sesak nafas dan gatal-gatal karena airnya kotor," ujar Dadan.
Selain itu, menurutnya jika musim hujan wilayah tersebut terendam banjir dan musim kemarau sumber air tanah yang ada di sumur-sumur warga mengering. "Kalau hujan banjir, kalau kemarau susah air," terangnya
Dadan berharap kepada Cagub Jabar nomor satu itu, bisa menyelesaikan permasalah yang dihadapi oleh warga. "Kami ingin sungai kembali bersih agar air yang masuk ke sumur-sumur warga bersih dan tidak ada lagi pencemaran udara, agar udaranya segar," tambahnya.
Dari hasil pemantauan di wilayah tersebut, Emil mengatakan di daerah Majalaya kerap terjadi kekurangan air. Kekurangan air ini terjadi pada perkampungan yang ekonominya kurang mampu. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air banyak warga yang melakukan upaya emergency dan dinilai kurang higienis.
"Warga mengalirkan air di saluran irigasi yang sudah tercemar sehingga sejumlah warga tangannya terkena penyakit kulit, (itu terjadi) karena rutinitas menggunakan air yang tidak bersih," kata Emil.
Emil berujar, jika ia menjadi gubernur Jabar, ia akan menyelesaikan permasalah buang dihadapi warga. Menurutnya, ia akan mereview dahulu permasalahan warga.
Salah satu gagasannya adala instalasi penyaringan air. Ia menilai pada dasarnya H2O itu bisa dimurnikan dan dipakai berulang-ulang. Tapi kalau tanpa sebuah sistem teknologi penyaringan, maka air itu akan bercampur dengan bakteri dan lain sebagainya.
"Solusi untuk kampung ini adalah memastikan sistem di awal. Di mana air irigasi itu bisa disaring melalui filtrasi teknologi membran yang disalurkan ke rumah warga sudah bersih," jelasnya.
Cara lainnya, kata dia, menyediakan pipa PDAM ke rumah warga atau membuat sumur artesis yang khusus untuk satu kampung dengan harga yang terjangkau," pungkasnya. (ern/err)