Salah satu warisannya adalah lapangan golf Flamboyan Ngamplang. Tempat tersebut merupakan sebuah padang rumput seluas 27 hektare yang terletak di kawasan Desa Ngamplang, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut.
Kawasan ini mulai hadir sejak tahun 1912. Sejarawan asal Garut, Warjita, menceritakan sejarah perkembangan tempat tersebut dari masa ke masa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring waktu berjalan, tempat tersebut kemudian beralih fungsi menjadi hotel bagi para meneer Belanda. Pasalnya, daya tarik dari tempat tersebut adalah keindahan pemandangan pusat perkotaan Garut yang dipandang dari ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (MDPL).
"Dulu namanya Grand Hotel Ngamplang. Saat itu Sanatorioem Garut dijual ke perusahaan hotel Belanda karena Mulder diangkat menjadi dokter pemerintah di Bandung, sekitar tahun 1920," katanya.
Sejak saat itu kawasan Ngamplang menjadi tempat peristirahatan yang terkenal di Garut. Daya tarik udara sejuk dan pemandangan indah mampu mendatangkan artis-artis luar negeri yang ngetop pada zaman tersebut. Salah satunya Charlie Chaplin.
Masyarakat Garut mempercayai jika dalam kedatangannya pada tahun 1928, Charlie Chaplin mengatakan jika Garut adalah Swiss van Java. Sebutan itu kini melekat sebagai salah satu julukan Kabupaten Garut.
"Betul Charlie Chaplin pernah datang ke Garut tahun 1928. Renate Muller (artis Jerman) juga pernah ke sana," katanya.
Setelah menjadi hotel, lapangan Ngamplang kemudian dikembangkan sebagai kawasan untuk bermain golf karena cukup luas. Hingga saat ini, golf masih dimainkan di tempat itu.
Kawasan ini terbuka untuk umum. Letaknya berada di Jalan Raya Garut-Tasikmalaya, sekitar 5 kilometer dari pusat perkotaan Garut.
Selain untuk bermain golf, tempat yang saat ini dikelola Korem 062/Tarumanagara itu sering dimanfaatkan masyarakat untuk botram (makan-makan) atau sekedar berswafoto di sekitaran lapang golf.
(avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini