Menengok Nasib Pemburu Cangkang Rajungan di Cirebon

Menengok Nasib Pemburu Cangkang Rajungan di Cirebon

Sudirman Wamad - detikNews
Kamis, 22 Mar 2018 17:32 WIB
Cangkang rajungan. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)
Cirebon - Cangkang rajungan ternyata mempunyai nilai ekonomis. Masyarakat Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, giat memburu cangkang rajungan.

Rajungan hasil buruan itu masih laku dijual ke perusahaan yang mengolah bahan pengawet dan bahan dasar kosmetik. Januri (30), salah seorang pemburu cangkang rajungan, yang masih bertahan hingga saat ini.

Junari mengatakan sudah belasan tahun memburu dan mengumpulkan cangkang rajungan. Cangkang rajungan yang ia dapat, sambungnya, berasal dari limbah pabrik pengelola daging rajungan yang ada di wilayah Cirebon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cangkang rajungan itu sebenarnya sangat serba guna. Kita jual cangkang rajungan ini ke perusahaan-perusahaan yang mengelola bahan pengawet dan bisa dijadikan bahan dasar kosmetik," kata Januri saat ditemui detikcom di Sungai Bondet, Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Kamis (22/3/2018).

Menengok Nasib Pemburu Cangkang Rajungan di CirebonCangkang rajungan dijemur. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)
Januri mengatakan cangkang rajungan yang ia dapat dari perusahaan harus dijemur terlebih dahulu selama dua hari sebelum dijual ke perusahaan pengelola bahan dasar kosmetik. Cuaca, sambungnya, menjadi penentu nasibnya.

"Kalau cuaca buruk bisa tiga hari. Harus benar-benar kering. Biasanya saya kirim ke perusahaan pengelolaan bahan dasar kosmetik itu 10 ton, setiap 10 ton saya kirim. Biasanya ke Surabaya dan sekitarnya," kata Januri.

Januri mensyukuri pekerjaannya sebagai pemburu cangkang rajungan. Kendati saat ini, harga per kilogramnya sedang merosot. Januri enggan menyebutkan harga pasti harga jual per kilogramnya.

"Disesuaikan dengan permintaan saja. Intinya sedang turun. Dulu di sini banyak yang cari cangkang rajungan, sekarang mah tinggal sedikit," katanya.

Menengok Nasib Pemburu Cangkang Rajungan di CirebonProses penjemuran cangkang rajungan. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)
Sekitar tahun 2012, sambungnya, harga cangkang rajungan sempat berjaya. Bahkan sempat tembus Rp 5.000 per kilogramnya. Saat itu, lanjutnya, hasil pengeringan cangkang rajungan diminati oleh perusahaan asing.

"Dulu pernah kirim ke Jepang, Taiwan, Tiongkok, dan juga Eropa. Sekarang pasar luar negeri sudah tidak melirik, biasanya kita kirim dulu ke perusahaan lokal, terus produk setengah jadinya itu dikirim ke luar negeri. Sekarang mah beda, konsumsinya untuk lokal saja," tambah Januri.

Selain dikirim ke perusahaan pengelola bahan dasar kosmetik, Januri mengaku, cangkang rajungan juga bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Prosesnya terbilang mudah, cangkang rajungan yang sudah mengiring digiling terlebih dahulu, kemudian dijual ke perusahaan pakan ternak.

"Kalau untuk pakan ternak kita giling dulu, proses penggilingannya kita sewa ke orang. Karena tidak punya. Alhamdulillah masih bertahan sampai sekarang dan bisa mencukupi kebutuhan hidup. Harapannya sih bisa laku lagi di pasar luar negeri," kata Januri seraya tersenyum. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads