"Refleks menurun, tidak ada nafas spontan, nafas sangat bergantung pada ventilator (alat bantuan pernafasan)," ujar Nia Kania Sari, dokter anak yang menangani Calista, saat jumpa pers di RSUD Karawang, Rabu (21/3/2018).
Selain gangguan pernafasan, bayi berumur 15 bulan itu diduga mengalami encephalitis atau peradangan otak hingga infeksi. "Namun itu masih dugaan karena kami terpaksa tidak melakukan CT Scan," ungkap Nia.
Pemindaian penyakit melalui ct scan terpaksa tidak dilakukan karena saat datang ke rumah sakit, Callista tiba - tiba berhenti bernafas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dugaan luka dalam di kepala, sekujur tubuh bayi malang itu penuh luka. Saat memeriksa bagian wajah, Nia menemukan luka lecet di kedua kelopak mata bayi itu. "Kami menemukan infeksi di kornea sehingga menutupi cahaya masuk. Hal itu menyulitkan kami mengetahui otak pasien masih berfungsi atau tidak," tutur Nia.
Berdasarkan pengamatan detik, Calista tak bergerak sedikitpun. Matanya ditutupi kapas, lidahnya hampir terjulur. Dari mulutnya, dipasangi selang.
"Terdapat dua jenis lebam di tubuh pasien ada lebam kebiruan karena benturan ada juga luka kekuningan yang merupakan luka lama," beber Nia.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini