Kali ini giliran Cagub Ridwan Kamil yang memberi pertanyaan pada Paslon nomor urut tiga yang diwakili oleh Cawagub Ahmad Syaikhu. Dalam pertanyaannya Emil, sapaan Ridwan, menyinggung soal akuntabilitas keuangan 26 dari 27 kota/kabupaten di Jabar yang masih dinilai B dan C.
"Ini seperti mubajir. Terlihat sibuk tapi tidak ngefek. Berbeda dengan akuntabilitas A seperti Kota Bandung," ujar pria yang juga Wali Kota Bandung periode 2013-2018 itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini akan terus diawasi untuk peningkatan laporan kinerja anggaran. Ini akan menjadi kesesuai program yang realistis di lapangan. Itu akan jadi penilaian dari aparat, Menpan RB, terhadap kinerja penyerapan anggaran sesuai RPJMD. Insya allah dari yang nilai B bisa jadi A," katanya.
Mendengar hal itu Cagub Emil kembali menyinggung soal pertanyaannya yang dianggap belum terjawab. Selain itu Emil juga memberikan solusi sebagai janji jika nanti bersama wakilnya Uu Ruzhanul Ulum menang di Pilgub Jabar.
"Ada rumus dan aplikasi di Kota Bandung yang akan saya copy sebagai sebuah sistem. Lalu kalau tidak nurut Bantuan Gubernur (Bangub) akan dikurangi, kalau nurut ditambah," katanya.
"Rata-rata di Indonesia nilai (akuntabilitas) C artinya ada Rp 500 triliun tidak berdampak pada masyarakat. Sehingga penting bagi gubernur dan wakilnya untuk belanja yang bermanfaat," lanjut pria berkacamata itu.
Sebelum sesi berakhir Cawagub Syaikhu kembali memberi tanggapannya. Menurut Wakil Wali Kota Depok itu sistem hanya sebagian kecil dari apa yang akan dilakukannya jika menang dalam Pilgub Jabar 2018.
"Tapi terpenting itu pelaku. Kalau sistem dibuat baik tapi pelaku memungkinkan korupsi maka sistem tidak akan berjalan. Dan dampaknya ada gap antara RPJMD dengan pelaksanaan," tandas politis PKS itu.











































