"Kalau ada uang, saya naik elf, kalau nggak lanjut jalan kaki," ujar Dede kepada detikcom di rumah dinas Wakil Bupati Karawang Ahmad Zamakhsyari, Senin (12/3/2018).
Dede tinggal di Kampung Cisadang, RT 01 RW 04, Desa Wanajaya. Meski kampung itu terletak di tengah - tengah kawasan industri Karawang International Industrial City (KIIC), Tak ada angkutan umum di sana. Untuk menuju jalan raya terdekat, Dede harus berjalan sejauh 6 kilometer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap hari, siswa kelas VIII itu berangkat pukul 05.30 WIB dan pulang pukul 16.00 WIB. "Rumah saya letaknya di atas bukit. Harus turun nyeberang sungai, naik lagi bukit terus lewat kuburan. Supaya tidak terlambat, saya biasa berangkat lebih awal," kata Dede.
Cerita mengenai perjalanan Dede disaksikan oleh Mayasari, seorang ibu rumah tangga. Saat itu Maya sedang melintas di jalan konsorsium. Ia kemudian menawari Dede tumpangan.
Maya bercerita, ia merasa iba karena melihat Dede berjalan kaki sambil menenteng sepatu. "Dia nggak mau sepatunya kotor, karena memang naik - naik bukit dan tanah merah," ucap Maya.
Maya kemudian berinisiatif melaporkan cerita Dede kepada Pemkab Karawang melalui Wakil Bupati Karawang Ahmad Zamakhsyari. Ahmad kemudian mengundang Dede ke rumah dinasnya dan memberi siswa kelas 2 SMP itu sebuah sepeda. "Mudah-mudahan meringankan perjalanan kamu. Semangat belajarnya ya," kata Ahmad.
Mendengar cerita tentang Dede, Ahmad langsung menginstruksikan bawahannya untuk meninjau Kampung Cisadang. Dia mengaku sangat heran di dekat kawasan industri masih ada pemukiman terisolir.
Bahkan, ia mendengar kabar jika Kampung Cisadang belum ada jaringan listrik PLN. "Untuk listrik misalnya, warga di sana harus nyolok ke perusahaan dan bayar," ucap Ahmad.
"Saya juga dapat laporan kalau warga di sana masih banyak yang pakai lampu cempor. Saya akan perintahkan dinas terkait untuk mendata semuanya," ujar Ahmad menambahkan. (bbn/bbn)











































