Di setiap sudut kampung terlihat indah dengan tembok yang dicat warna-warni. Bukan hanya dicat, di setiap dinding luar rumah ada beberapa gambar yang unik dengan pola-pola menarik menghasilkan sebuah karya seni indah.
Kampung Buricak Burinong ini baru dicetuskan seminggu yang lalu. Sampai saat ini warga masih terus menggarap tembok-tembok rumah dan obyek lainnya yang masih belum dicat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Dadang Hermansyah |
Ide membangun kampung warna-warni ini berawal dari Ketua RW setempat yakni Rasdi Cucu Supardi. Dia mengaku ingin daerahnya berbeda dari yang lain.
"Kami ingin maju, jadi ide mewarnai kampung supaya lebih menarik keluar. Alhamdulillah warga RW 8 menyambut baik dan mendukung ide ini, sehingga kami secara swadaya dan gotong royong mulai mengecat," ujar Rasdi saat ditemui di kediamannya Senin (12/3).
Cat yang dibeli untuk mewarnai obyek yang ada dan dinding rumah dilakukan secara swadaya. Bahkan beberapa warga memilih untuk membeli catnya masing-masing dan mewarnainya sendiri.
Saat ini pengerjaannya baru 50 persen dari 90 rumah yang ada. Cat yang sudah dihabiskan untuk menyulap kampung lebih indah sebanyak 12 kaleng cat ukuran 5 kilogram dan cat kiloan sebanyak 100 kilogram seharga Rp25 ribu.
"Pengerjaannya sudah satu minggu lebih. Rencananya semua rumah akan warna-warni. Baru mencapai 50 persen, karena memang terkendala biaya untuk membeli cat, jadi sambil berjalan aja," katanya.
Menurut Rasdi rata-rata pekerjaan warganya merupakan buruh pabrik. Jumlah penduduknya sebanyak 323 jiwa dengan 103 kepala keluarga.
Untuk konsepnya, Rasdi membebaskan warganya berkreasi semenarik mungkin. Sehingga nantinya gambar-gambar maupun warna akan lebih beragam sesuai dengan pemilik rumahnya. Dengan warna dominan ungu, hijau, kuning dan merah muda atau pink.
"Konsepnya itu bebas, tergantung masing-masing pemilik rumah. Laki-laki ngecat dan kaum perempuan bersih-bersih," ujarnya.
Foto: Dadang Hermansyah |
Rasdi berharap ke depan Kampung Buricak Burinong ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata yang ada di Kota Banjar. Pengunjung bisa selfie sembari menikmati keindahan kampung. Bahkan di kampung itu juga terdapat tanaman sayuran yang ditanam menggunakan media sabut kelapa. Juga hampir di setiap rumah terdapat tanaman obat atau apotek hidup.
"Untuk oleh-olehnya, di sini juga sudah ada UKM makanan ringan seperti keripik singkong, keripik pisang, sale, ranginang, seroja. Jadi setelah berkunjung kesini wisatawan bisa berbelanja untuk oleh-oleh," ungkapnya.
Rasdi berharap bagi siapa saja yang akan membantu untuk ikut membangun kampung Buricak Burinong di Kota Banjar ini akan diterma dengan senang hati, terutama dari Pemerintah Kota Banjar.
Yatini (39) salah seorang warga setempat, menuturkan ide kampung Buricak Burinong keluar dari insiatif Ketua RW, yang ingin lingkungannya bersih, indah, dan berbeda dengan lingkungan lainnya. Kemudian ide tersebut disambut baik oleh warganya.
"Ini ide Pak RW, lalu disambut warga hingga akhirnya kami pun dengan senang hati mengerjakan pengecatan, dari mulai tembok rumah, pos kamling, pagar, dan jalan dengan berbagai variasi warna," katanya.
Sri Wahyuni (24) warga lainnya mengatakan setelah tembok-tembok rumah dan obyek sekitar dicat, kampungnya kini menjadi lebih indah, menarik dan semarak. Kedepan juga warga akan memanfaatkan lahan kosong untuk dibangun permainan anak-anak.
"Harapannya semoga kampung kami lebih maju dan kesejahteraan di sini meningkat. Di Banjar yang saya tahu baru kampung ini saja," pungkasnya. (ern/ern)












































Foto: Dadang Hermansyah
Foto: Dadang Hermansyah