Curah hujan yang tinggi yang mengguyur wilayah Ciamis hampir setiap sore, menyebabkan pergerakan tanah kembali terjadi. Kali ini di tiga Desa di Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis. Sehingga puluhan rumah warga mengalami retak-retak cukup parah. Khawatir retakan meluas puluhan rumah tersebut terpaksa dikosongkan.
Sementara pemilik rumah mengungsi ke rumah kerabatnya yang aman, bahkan pada malam hari sebagian warga memilih mengungsi di masjid jami di wilayahnya.
Foto: Dadang Hermansyah |
Camat Rajadesa Didin Saadudin menuturkan sedikitnya ada 79 rumah di Tiga Desa yang mengalami retakan. Yakni di Dusun Garunggang Desa Tanjungsari terdapat 44 rumah yang perlu direlokasi. Di Desa Tigaherang terdapat 23 rumah namun hanya 8 rumah yang diminta untuk dikosongkan, lantaran kondisinya cukup parah. Di Desa Sukaharja terdapat 12 rumah yang terdampak pergerakan tanah.
"Kebanyakan rumah warga mengalami kerusakan pada dinding dan lantai akibat pergerakan tanah itu. Curah hujan dengan intensitas tinggi yang terus mengguyur wilayah Rajadesa dalam beberapa hari ini penyebab utama terjadinya pergerakan tanah," kata Camat Rajadesa Didin Saadudin Senin (26/2/2018).
Kata dia, di beberapa titik yang terkena dampak pergerakan tanah memiliki kontur tanahnya labil dan sebelumnya diduga berongga. Sehingga ketika terus menerus diguyur hujan, membuat tanah yang berongga itu bergerak dan menimbulkan retakan yang berpotensi amblas.
"Sementara ini warga terdampak sebagian mengisi rumahnya pada siang hari untuk beraktivitas, kalau malam hari mereka mengungsi, karena dikhawatirkan pergerakan tanah terus terjadi rumah sewaktu-waktu bisa roboh," ujarnya.
Pergerakan tanah itu, selain mengakibatkan rumah retak, sejumlah tebing mengalami longsor dan membuat akses jalan terancam amblas. Seperti di Desa Sukajaya tepatnya di Dusun Citapen Landeuh dan di Desa Tigaherang. Tebing mengalami longsor, sehingga perlu mendapatkan penanganan segera.
"Kita pemerintah kecamatan dan desa bersama masyarakat Rajadesa sangat mengharapkan bantuan terutama untuk pembuatan bronjong di lokasi rawan longsor, karena kalau tebing yang ambrol tidak segera di pasang bronjong akan semakin menggerus badan jalan," ungkapnya.
Foto: Dadang Hermansyah |
Pihaknya pun sudah melaporkan bencana tersebut ke BPBD Kabupaten Ciamis. Bahkan, petugas BPBD sudah melakukan penelitian di beberapa titik yang terdampak pergerakan tanah.
"Dengan sudah dilakukan penelitian, kami berharap Pemkab memberikan solusi. Apabila hasil penelitian ternyata bencana pergerakan tanah itu membahayakan warga, maka kami memohon agar Pemkab memberikan bantuan untuk merelokasi rumah warga," ucapnya.
Dikatakan Didin, pihak Kecamatan telah berkoordinasi dengan masing-masing Desa kaitan dengan relokasi rumah warga. Menurutnya, Desa siap menyediakan tanah untuk merelokasi rumah warga yang dibangun di daerah rawan pergerakan tanah dan longsor.
"Intinya Desa siap menyediakan untuk relokasi. Untuk pembangunannya, tentu kami Pemerintah Kecamatan akan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Ciamis untuk bantuan proses relokasi," jelasnya.
Foto: Dadang Hermansyah |
Salah seorang warga Dusun Garunggang Desa Tanjungsari Yani Hendayani mengaku sudah mengungsi ke rumah orang tuanya yang aman sejak retakan terus meluas. Sampai saat ini menurutnya, retakan terus terjadi dari retakan hanya lebarnya beberapa mili saat ini sudah sampai 2 sentimeter.
"Kondisi rumah sudah miring dan banyak retakan di dinding dan lantai. Khawatir roboh jadi kami sekeluarga mengungsi ke rumah orang tua," ungkapnya saat ditemui di rumahnya yang retak-retak.
(avi/avi)












































Foto: Dadang Hermansyah
Foto: Dadang Hermansyah
Foto: Dadang Hermansyah