Masyarakat terancam terisolasi karena jalan tidak bisa dilewati. Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Ciamis Ade Waluya mengatakan berdasarkan laporan pergerakan tanah saat ini terjadi di tiga Desa yakni Desa Mekarbuana, Desa Bangunjaya dan Desa Panawangan.
"Di Desa Mekarbuana ada 4 rumah yang terancam, di Panawangan ada 13 rumah mengalami retak-retak, memang posisinya berada di lereng tebing," ujarnya Rabu (21/2/2018).
Foto: Dadang Hermansyah |
Ade Waluya menjelaskan, pergerakan tanah juga menyebabkan jalan amblas di beberapa titik, di Desa Bangunjaya jalan desa anjlok sekitar 30 sentimeter dengan panjang 15 meter. Sementara di Desa Mekarbuana jalan yang anjlok tingginya 20 sentimeter dengan panjang 12 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ade mengimbau kepada masyarakat Panawangan untuk tetap waspada, terutama saat hujan turun bila terlihat ada potensi longsor sebaiknya mengungsi.
Sementara itu, Camat Panawangan Ono Rohana membenarkan adanya pergerakan tanah yang melanda beberapa desa, yakni Bangunjaya, Panawangan, Mekarbuana dan Nagarawangi.
"Memang kondisi di Panawangan ini pegunungan, warga membangun rumah di tebing-tebing. Akibat hujan deras hampir setiap sore menyebabkan pergerakan tanah di daerah yang cukup labil," ungkapnya.
Foto: Dadang Hermansyah |
Kata dia, sejumlah jalan juga mengalami amblas di beberapa titik, sehingga kendaraan seperti sepeda motor maupun mobil kecil tidak bisa melintas. Saat ini masyarakat melakukan gotong-royong untuk menutup retakan-retakan tanah, agar saat hujan air tidak langsung masuk yang dapat menimbulkan longsor.
"Untuk jalan yang amblasnya tidak terlalu tinggi warga mulai memperbaikinya agar bisa dilintasi. Kami saat ini masih melakukan pendataan, kemudian akan dilaporkan ke BPBD Ciamis untuk tindakan selanjutnya," pungkas Ono.
Foto: Dadang Hermansyah |












































Foto: Dadang Hermansyah
Foto: Dadang Hermansyah
Foto: Dadang Hermansyah