"Iya betul. Sejak di Paud juga sering jadi juara lomba baca surat-surat pendek, hafalan juga," ungkap Yati, guru yang mengajar MAR saat ini di Mapolres Garut, Jalan Sudirman, Karangpawitan, Garut, Selasa (20/2/18).
Baca Juga: Kaki Bocah 7 Tahun Asal Garut Melepuh Diduga Disetrika Ibunya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Membaca, hafalan, menghitung semuanya bagus. Kalau ulangan nilainya 100 terus. Kalau enggak paling 90 atau 95," ujar Yati.
Prestasi belajar MAR tersebut, sambung Yati, tak lepas dari peran NS. Yati berpendapat, jika NS melakukan tindakan kekerasan terhadap MAR karena ingin mendidik anaknya.
"Kalau saya lihat ibunya ini ingin mencetak anaknya jadi super dengan tekanan. Negatifnya memang terjadi kekerasan ke anak yang sangat disayangkan. Tapi mungkin prestasi belajar MAR sangat bagus," katanya.
"Setiap kali ulangan, pasti MAR nanya ke saya kalau dia yang salah nomor berapa aja. Dia juga minta dijelaskan kenapa salahnya," ungkap Yati menambahkan.
Rabu (21/2) besok, MAR rencananya akan kembali masuk sekolah. Saat ini MAR tinggal dengan ayahnya yang sejak lama bercerai dengan NS.
"Kondisinya sekarang baik, sudah mulai ceria lagi. Karena memang banyak orang yang peduli," pungkasnya.
Kasus dugaan kekerasan terhadap anak dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tersebut saat ini tengah dalam penyelidikan polisi. Polisi memintai keterangan sejumlah saksi termasuk mengamankan NS. (avi/avi)











































