Ia mengatakan perbedaan tidak bisa dihindari akan melahirkan pertentangan di tengah-tengah masyarakat. Sehingga, sambung dia, politik identitas kerap menjadi alat atau strategi merebut simpati publik hingga meraih kemenangan.
"Karena itu isu (SARA) kerap jadi isu seksi untuk meraih dukungan. Maka isu ini didorong terus menerus," kata Iu dalam diskusi publik 'Pilkada Jabar 2018, Hajat Demokrasi Tanpa SARA' di Kafe Halaman, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Selasa (13/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya meski masih menjadi isu seksi, potensi isu SARA di Pilgub Jabar akan kecil. Indikatornya, empat pasangan calon yang ada saat ini tidak berbeda agama.
"Saya masih optimistis Pilkada di Jabar isu SARA tidak terlalu kuat," ungkap dia.
Ia mengajak masyarakat cerdas memilih pemimpin bukan berdasarkan latar belakang melainkan kinerjanya. Sehingga, sambung dia, tidak lagi isu SARA menjadi alat yang efektif untuk memenangkan konstestasi Pilkada.
"Masyarakat jangan jadi agen penggorengan isu SARA. Kita nanti milih orang berdasarkan track record bukan identitas. Publik sudah semakin cerdas dalam berdemokrasi ini," kata Iu. (ern/ern)











































