"Tadi bingung mau gambar apa, cuman pas liat tetehnya jadi gambar bunga," kata Zaenal dengan nada menggoda, saat mengikuti pelatihan melukis, di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyataguna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (9/2/2018).
![]() |
Zaenal sendiri adalah seorang penyandang low vision. Dia bersama puluhan siswa PSBN Wyataguna baik yang low atau buta total mengikuti sebuah pelatihan melukis yang diinisasi oleh Komunitas Teman Tanpabatas.
Dalam melukis para peserta didampingi oleh relawan. Melalui para relawan itu para peserta meminta bantuan untuk menyerahkan warna cat air yang cocok dengan objek lukisan yang dibuatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggagas Komunitas Teman Tanpabatas Gery Bagus Karang mengatakan, pelatihan ini sengaja digelar untuk menggali potensi para penyandang disabilitas netra. Karena dia yakin, di dalam diri para penyandang disabilitas netra ini tersimpan potensi yang luar biasa.
"Kita percaya setiap manusia itu diberi kelebihan. Melalui acara ini kita bisa menggali kelebihan dari difabel netra," katanya, di lokasi acara.
![]() |
Selain itu, pihaknya juga ingin memberi edukasi kepada masyarakat luas bila kegiatan melukis itu bukanya hanya sekedar seni visual. Tapi juga melibatkan perasaan tergantung ekpresi yang coba disampaikan oleh pelukisnya.
"Kita juga inging mengedukasi masyarakat, melukis itu bukan hanya sekedar visual tapi juga soal rasa. Teman-teman difabel netra ini rasanya sudah terlatih," ujar Gery.
Dia menambahkan, pelatihan melukis ini merupakan kegiatan yang baru pertama digelar. Gery berharap kegiatan pelatihan ini bisa terus belanjut. "Visinya kita jangka panjang dan mau enggak mau hal yang dilakukan berkelanjutan," tandasnya.
Sementara itu, Humas PSBN Wyataguna Suhendar memenarkan bila pelatihan melukis ini menjadi yang pertama digelar. Sebanyak 20 peserta yang terlibat baik yang low vision dan buta total.
"Ini kegiatan pertama di Wyataguna bahkan mungkin di panti-panti di bawah Kemensos," ujarnya.
Dia juga menilai positif kegiatan pelatihan ini. Apalagi lanjut dia, kegiatan melukis ini menjadi bukti bila penyandang disabilitas netra juga mampu menghasilkan karya lukis yang indah.
"Lukisan itu identik dengan visual. Tapi ini bagaimana memaksimalkan perasaan yang dituangkan dalam gambar. Gambar seperti apa yang penting ini hasil imajinasi mereka," tandasnya. (avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini