Informasi yang dihimpun, peristiwa itu bermula saat dua orang santri berniat untuk makan sahur di warung nasi yang berada luar area pesantren di pinggir jalan Cianjur-Sukabumi. Tiba-tiba pria diduga penderita gangguan kejiwaan itu menghampiri kedua orang santri itu.
Karena takut, dua santri itu kemudian memanggil teman-temannya. Santri dan warga kemudian beramai-ramai menangkap dan menginterogasi pria tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil komunikasi saya dengan beberapa santri dan tokoh pesantren diketahui jika informasi itu tidak benar. Menurut saksi-saksi yang tadi malam ada di lokasi menyebut jika pria itu penderita gangguan kejiwaan. Beredar juga informasi di media sosial pria itu membawa senjata tajam, namun setelah diperiksa oleh anggota ternyata tidak ada senjata yang disebut," lanjutnya.
Hal yang sama diungkapkan Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Susatyo Purnomo, ia yang juga hadir ke pesantren itu menyayangkan isu-isu menyesatkan terus disebarkan oleh oknum pengguna media sosial. Menurutnya cara-cara seperti itu bukan merupakan bentuk memberikan kewaspadaan, tapi malah meresahkan.
"Waspada tetap harus, menjaga keamanan lingkungan juga bagus tapi tidak dengan menyebarkan informasi menyesatkan yang membuat orang panik dan resah," ucapnya.
Pria tersebut kemudian dibawa ke Polres Sukabumi Kota, petugas kemudian berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk merawat penderita gangguan kejiwaan tersebut. "Sudah diserahkan ke Dinas Sosial," pungkasnya. (avi/avi)