"Bila melihat peta perkiraan pergerakan tanah, Puncak itu kebetulan berada tepat pada kawasan bencana rawan pergerakan tanah menengah sampai tinggi," kata Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar, di Kantor Badan Geologi, Kota Bandung, Selasa (6/2/2018).
Rudy mengungkapkan, berdasarkan peta geologi lembar Bogor, jenis batuan di puncak merupakan breksi dan lava Gunung Kencana dan Gunung Limo terdiri dari bongkahan andesit dan breksi andesit. Jenis batuan tersebut memang cukup rentan terjadi gerakan tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kejadian kemarin, kata Rudy, ada sejumlah faktor yang memicu terjadinya longsor. Mulai dari topografi dengan kemiringan lereng, batuan atau tanah yang tidak stabil dan adanya curah hujan dengan intensitas tinggi.
"Akibatnya lereng batuan mengalami bebang sehingga keseimbangannya berlebih dan terjadilah longsor," katanya.
Selain itu, kondisi itu diperparah dengan adanya alih fungsi lahan di kawasan Puncak. Sehingga beban air yang jatuh di kawasan tersebut tidak mampu lagi ditopang dan berpotensi menimbulkan pergerakan tanah.
"Triger itu air. Bila fungsi tata air tidak teratur bisa menyebabkan longsor. Tata air itu bisa saja tertutup bangunan atau adanya pembukaan lahan," tandas Rudy
(avi/avi)