Seperti yang dilakukan Andi Sutisna (63) warga Kota Bandung. Melalui tangan kreatifnya kakek empat cucu ini berhasil mengubah beragam jenis sampah menjadi miniatur lokomotif kereta uap zaman dulu.
Dalam membuat kreasi seninya itu, Andi memanfaatkan sejumlah jenis sampah yang hanyut di Sungai Cikapundung yang kebetulan berada di belakang rumahnya. Dia angkut dan kumpulkan sampah-sampah yang hanyut tersebut untuk dirakit menjadi sebuah karya seni yang bernilai tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya enggak sengaja kalau sedang bebersih apalagi kalau banjir suka ada (sampah) yang tersangkut di pinggir Sungai (Cikapundung) saya kumpulkan ada saja bahan-bahan yang cocok untuk bikin kereta," kata Andi, saat ditemui di kediamannya, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung, Senin (5/2/2018).
Andi menceritakan, pembuatan miniatur lokomotif kereta uap bermula dari iseng belaka. Kala itu dia berhenti sebagai pekerja proyek di kawasan Bogor. Pasca berhenti bekerja dia tidak ingin hari-harinya diisi dengan kegiatan tidak berguna.
Akhirnya dia berinisiatif mengumpulkan berbagai jenis sampah padat yang hanyut di Sungai Cikapundung. Sampah-sampah usang itu kemudian dia rakit menjadi sebuah karya seni yang unik.
"Dulu kerja di proyek kemudian nganggur. Sambil berkarya diam di rumah dan inilah hasilnya selama diam di rumah itu," kata Andi.
Andi melanjutkan, tidak ada buku panduan khusus yang di gunakan untuk membuat miniatur lokomotif tersebut. Dia hanya memanfaatkan kalender bergambar kereta uap pemberian saudaranya dalam proses pembuatan karya seninya itu.
Total miniatur lokomotif kereta yang telah dihasilkan kurang lebih sebanyak delapan buah. Dengan berbagai ukuran. Mulai dari ukuran setengah meter dan paling besar mencapai satu setengah meter.
"Pertama liat gambar, terus nyari bahan ke Cikapundung. Dicocokkan dengan ada yang ada di gambar. Ada dari pipa, paralon, tabung. Untuk proses pembuatannya yang kecil itu butuh waktu satu minggu sementara yang ukurannya besar selama dua minggu," ujarnya.
Dia melanjutkan, miniatur kereta yang dibuatnya itu sempat ditawar oleh seseorang. Namun karena tidak ada kesepakatan harga akhirnya transaksi batal terlaksana. "Saya tidak melihat barangnya. Tapi hasil kreatifnya saja," ujarnya.
Andi tetap berniat untuk menjual semua karya seninya itu. Dia hargai satu kereta ukuran kecil sebesar Rp 500 ribu, sementara ukuran besar dia akan sesuaikan tergantung kesepakatan dengan calon pembeli.
"Saya sudah bosan, terus di rumah sudah penuh. Jadi ingin dijual saja," ujar Andi.
Selain itu, dia juga ingin membuat karya seni lainnya yang berbeda. Karena dia merasa tertantang untuk membuat sebuah karya seni yang lebih rumit dibanding dengan miniatur kereta yang telah dibuatnya.
(avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini