Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon Eny Suhaeny mengatakan pihaknya menyatakan KLB lantaran sebanyak 10 santri di Manbaul Ulum positif hepatitis A. "Waktu tanggal 12 hingga 24 Januari kita lakukan penanganan. Ada 68 santri yang merasa sakit, setelah diperiksa ada 10 santri yang positif hepatitis A," ucap Eny saat ditemui detikcom di kantor Dinkes Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (5/2/2018).
Eny mengatakan setelah menemukan sejumlah santri yang terkena hepatitis, Dinkes Cirebon langsung memutus mata rantai potensi penularan. Pihak Ponpes Manbaul Ulum memulangkan seluruh santri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eny menjelaskan kejadian penularan penyakit hepatitis A pertama kalinya terjadi secara masal di lingkungan ponpes. Mendirikan posko KLB sebagai upaya untuk bergerak cepat dalam menangani kasus yang baru pertama kali ada di Cirebon itu. Posko didirikan sejak 13 Januari hingga 9 Maret mendatang.
Menurut dia, kejadian tersebut diperkirakan terjadi karena dua santri yang ada di Manbaul Ulum Cirebon terkena hepatitis A. Melalui lingkungan, sambungnya, virus hepatitis itu menular ke santri lainnya.
"Awalnya ada dua santri yang terkena, dirawat di RS. Dari pemerintah pusat juga ada yang turun menangani ini. Semoga pengasuh ponpes lainnya mengerti akan kebersihan, semisal tempat sampah dan tempat untuk mencuci tangan. Karena virus ini bisa menular melalui faktor lingkungan yang kurang bersih," tutur Eny.
Sejumlah santri pondok pesantren (Ponpes) Manbaul Ulum 1 Cirebon terjangkit hepatitis. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon memasang posko Kejadian Luar Biasa (KLB) di ponpes tersebut.
Pengasuh Ponpes Manbaul Ulum 1 KH Mahfudz Hudlori mengatakan posko KLB tersebut dimulai sejak 13 Januari hingga 9 Maret mendatang. Kejadian penularan hepatitis di ponpesnya itu, dikatakan Mahfudz mulai terjadi sejak 13 Januari lalu. Awalnya, sambung Mahfudz, sebanyak 36 santri mengeluh dan merasakan sakit. Beberapa di antaranya menunjukkan gejala hepatitis.
"Saya langsung koordinasi dengan petugas kesehatan. Kemudian mengontak beberapa dokter untuk menangani ini. Kesimpulannya harus memutus penuluran penyakit tersebut," kata Mahfudz saat ditemui detikcom di Ponpes Manbaul Ulum 1 Cirebon, Desa Sindangjawa, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Minggu (4/2) (bbn/bbn)