Seperti diketahui, dalam sepekan terakhir terjadi dua kasus penganiayaan. Yang pertama dialami pimpinan pesantren, Umar Basri (60). Akibat peristiwa itu ia mengalami luka dibagian kepala dan harus dirawat di rumah sakit.
Kemudian, peristiwa kedua dialami Komando Brigade PP Persis, Prawoto (40). Tak seperti Umar Basri, Prawoto meninggal dunia setelah sempat koma. Kesamaaan dari dua kasus tersebut adalah pelakunya diduga mengalami gangguan kejiwaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aher sapaan Ahmad Heryawan meminta masyarakat untuk tidak berasumsi macam-macam terkait penganiayaan dua tokoh agama tersebut. Ia mengajak masyarakat untuk menyikapinya dengan kepala dingin sebagai sebuah musibah.
"Jadi jangan mereka-reka ada apa dibalik ini atau sebagainya. Semoga ini merupakan murni musibah yang menimpa dua tokoh agama ini," tutur dia.
Ia berharap aparat TNI dan Polisi dan masyarakat untuk tetap berhati-hati dan bersiaga terhadap ancaman gangguan keamanan ini. Selain itu juga diharapkan persoalan ini bisa segera diusut tuntas.
Aher tidak menampik bahwa kasus ini dikhawatirkan bisa mengganggu jalannya Pilkada serentak 2018. Untuk itu ia meminta agar kewaspadaan mulai ditingkatkan.
"Kekhawatiran itu (ganggu Pilkada) pasti ada, maka dari itu, saya mengajak seluruh masyarakat bersama aparat bersiaga, menjaga rasa aman. Penegak hukum juga harus mengusut tuntas kasus ini," tutur Aher. (avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini