"Kami peroleh informasi dari pihak kepolisian, korban mengalami stres dan depresi, ini tentunya jadi perhatian kami dari P2TP2A untuk melakukan pendampingan dan pemulihan terhadap korban yang trauma pasca peristiwa yang dialaminya," kata Ketua Harian P2TP2A Kabupaten Sukabumi Elis Nurbaeti kepada detikcom, Kamis (1/2/2018).
Menurut Elis, rencananya hari ini Ketua P2TP2A Sukabumi Yani Marwan Hamami berencana mendatangi rumah korban. P2TP2A membawa psikolog untuk memeriksa kondisi kejiwaan korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait kelangsungan pendidikannya, P2TP2A juga akan berkoordinasi dengan dinas terkait apakah akan tetap berada di sekolah yang sama atau pindah sekolah.
"Biasanya korban akan merasa tidak nyaman ketika berada di sekolah yang sama, tapi kita akan lihat dulu situasinya upayakan dengan dinas dan sekolah. Apa yang terbaik kita lakukan apakah dia akan pindah atau bagaimana," ujar Elis.
Pria inisial HE alias Adul (36) menculik dan memerkosa seorang siswi SMA yang masih berusia 16 tahun. Pelaku ditembak polisi pada bagian kakinya lantara berusaha kabur saat proses penyergapan, Senin (29/1).
Adul mengelabui korban dengan merancang drama seolah-olah putrinya menjadi korban penculikan. Dia meminjam telepon genggam korban lalu meminta untuk ikut membonceng motor miliknya. Setiba di kawasan Puncak, Bogor, pelaku lalu menukar motornya dengan mobil dan kembali mengajak korban. (bbn/bbn)











































