Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan IPAL Komunal tersebut merupakan program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang didanai Islamic Development Bank (IDB).
"Ini merupakan realisasi kesekian kalinya. Kalau ini dibuat balai pertemuan, ada juga yang dibuat taman bermain anak atau RTH biasa," ujar Oded usai meresmikan, Senin (29/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nampaknya Cigending yang paling banyak masyarakat buang kotoran ke sungai. Makanya tahun ini kita prioritaskan di sini. Satu titik anggarannya sekitar 425 juta rupiah. Harapannya ke depan tidak ada lagi warga yang membuang kotoran ke sungai yang berdampak Citarum Harum terwujud," tutur Oded.
![]() |
Bahkan, kata Arin, saat ini sudah banyak warga yang menghibahkan halamannya untuk dibuat IPAL. Hasilnya mereka tidak merasa kotor, karena IPAL tersebut tidak seperti yang dibayangkan oleh warga pada umumnya.
"Untuk yang sekarang ini cukup besar karena mampu menampung 120 SR. Biasanya satu infrastruktur hanya dibuat untuk 50 SR," katanya.
Ia berharap dengan adanya inovasi seperti ini warga mau membuat IPAL dan tidak lagi membuang kotoran ke sungai. "Sudah banyak sekarang inovasinya, tidak perlu khawatir bau. Bahkan di Makassar karena minim lahan mereka membuat IPAL di jalan, dan dengan rekayasa teknologi yang ada hasilnya tidak apa-apa," ujar Arin
Pantauan di lokasi, IPAL Komunal tersebut dibangun di lahan kosong yang biasa digunakan sebagai lapangan. IPAL yang berukuran sekitar 5x10 meter itu di atasnya difungsikan sebagai balai pertemuan dan pusat kegiatan warga. Untuk menyiasati bau, warga membuat pipa panjang agar sisa pengolahan bisa langsung terurai.
Selama berada di lokasi tidak ada bau sedikit pun di seputaran balai. Bahkan balai tersebut terlihat bersih dan ditumbuhi sejumlah tanaman dan pohon di sekitarnya. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini