Di Kecamatan Kabandungan, sedikitnya 149 rumah mengalami rusak berat dan 740 rumah lainnya rusak sedang selain merusak rumah tinggal, gempa juga merusak 28 rumah ibadah 17 di antaranya rusak berat, 21 sarana pendidikan 11 di antaranya rusak berat.
Di Kecamatan Pabuaran, laporan kerusakan sebanyak 58 rumah warga mengalami kerusakan berat, dengan kondisi pengungsi mencapai 110 jiwa. Informasi yang diberikan sejumlah relawan kondisi kerusakan paling parah di wilayah kecamatan ini berada di Desa Bantarsari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Agus, pendistribusian bantuan terkendala jarak antara satu titik ke titik lainnya yang berjauhan. Ditambah hujan yang terus mengguyur di lokasi. "Hujan terus mengguyur, jarak distribusi berjauhan ada beberapa relawan juga yang merasa pusing-pusing sementara bertahan di kantor desa," lanjutnya.
Senada dengan Agus, Asep Has, relawan PMI Kabupaten Sukabumi mengaku saat ini warga lebih membutuhkan bantuan perlengkapan bayi, selimut dan makanan. "Di depan kantor desa yang kami tempati saat ini ada Pustu (Puskesmas Pembantu), warga juga membutuhkan tim medis berada di sini, karena khawatir ada wanita hamil dan balita juga yang berada di pengungsian," ucapnya.
Selain itu warga juga masih bingung terkait bantuan material untuk membangun kembali tempat tinggal mereka.
"Warga berharap agar rumah mereka kembali diperbaiki, mereka dilanda kebingungan karena ada puluhan rumah yang tercatat mengalami kerusakan berat," ujarnya.
Sementara itu, Kasi Kedaruratan BPBD, Eka Widiaman menjelaskan jika distribusi bantuan sudah mulai berdagangan dari Dinsos, Baznaz dan sejumlah perusahaan swasta.
"Untuk di wilayah Kecamatan Pabuaran, Desa Bantarsari memang di sana rawan pergerakan tanah. Ketika gempa terjadi memicu pergerakan tanah sehingga banyak rumah warga yang terdampak. Sementara distribusi bantuan akan dilakukan oleh pihak kecamatan dan desa, mereka bisa menyalurkannya sesuaia kebutuhan," beber Eka. (avi/avi)