Rupanya hal itu adalah bagian dari simulasi bencana yang dilakukan untuk melatih para siswa saat terjadi bencana, seperti gempa. Simulasi ini merupakan yang pertama dilakukan oleh PSBN Wyata Guna.
Kepala PSBN Wyata Guna Cecep Sutriatman mengatakan simulasi tersebut dilakukan untuk mengawali masa orientasi pengenalan program. Sebelumnya masa orientasi hanya dilakukan dengan program standar namun kini siswa diberi pengenalan mengenai bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cecep mengatakan dalam simulasi ini siswa diberi pelajaran apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa. Nantinya siswa diberi pemahaman cara mengevaluasi diri menuju titik aman.
"Kita arahkan dan bimbing menuju titik kumpul. Mereka tetap harus dibimbing dan diarahkan karena disabilitas netra cukup kesulitan untuk mencari titik aman," katanya.
Pantauan detikcom saat sirene berbunyi ratusan siswa langsung berhamburan keluar dari asrama dan masjid. Bahkan para siswa pria berhamburan masih ada yang hanya mengenakan celana pendek.
![]() |
Para siswa yang panik dibimbing oleh guru menuju titik aman yang berada di lapangan olahraga. Ada juga siswa yang dibopong menggunakan tandu, diangkut ambulan hingga dibonceng motor.
![]() |
Sesampainya siswa di titik aman masih ada yang terlihat panik tapi tidak sedikit juga yang terlihat lelah karena harus berlari menyelamatkan diri. Kondisi tersebut terjadi lantaran tidak semua siswa diberi tahu mengenai simulasi tersebut.
(avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini