Penarik Becak Legendaris Bergaya Tentara Sering Disebut Gila

Penarik Becak Legendaris Bergaya Tentara Sering Disebut Gila

Mukhlis Dinillah - detikNews
Selasa, 23 Jan 2018 12:16 WIB
Kakek Abdul/Foto: Mukhlis Dinillah
Bandung - Usianya memang tak lagi muda, namun semangatnya masih membara bak seorang veteran perang. Sosok itu tergambar dalam keseharian Abdul. Kakek berusia 77 tahun itu masih menarik becak saat usia senja demi menyambung hidup.

Abdul bukan penarik becak biasa. Sosoknya sudah melegenda di Kota Bandung. Profesi sebagai penarik becak sudah dilakoninya sejak jaman Presiden pertama RI Sukarno. Uniknya, sang kakek bekerja mengenakan seragam tentara.

Baca Juga: Mengenal Abdul, Penarik Becak Legendaris di Bandung Bergaya Tentara

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya pakaiannya saja, becaknya juga didandani menyerupai kendaraan tentara. Tak luput juga sang saka merah putih berkibar di sebelah kanan kendaraan roda tiga tersebut. Hal ini bentuk kecintaannya terhadap Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Saya berpakaian seperti ini karena cinta TNI. Tidak ada merugikan TNI, karena tidak pakai pangkat apapun. Saya juga tidak berbuat hal-hal negatif," kata Abdul kepada detikcom di kawasan Jatayu, Kota Bandung, Selasa (23/1/2018).

Berbeda dengan penarik becak pada umumnya, kakek asal Kabupaten Bandung Barat tidak lagi bisa mengayuh pedal. Penglihatannya yang mulai kabur termakan usia, membuatnya hanya mampu menarik becak menggunakan kedua tangannya.

Kondisi ini sudah dirasakan Abdul sejak dua tahun terakhir. Ia tidak lagi mengangkut penumpang di becaknya. Tempat duduk untuk penumpang dimanfaatkannya untuk menyimpan terpal, pakaian ganti, helm atau tempat beristirahat.

"Dulu mah saya angkut penumpang atau barang, tapi sekarang enggak. Matanya udah susah ngeliat, jadi digerek aja. Paling jadi foto model, ada yang suka ngasih waktu saya keliling-keliling," ungkap dia.
Penarik Becak Legendaris Bergaya Tentara Sering Disebut GilaAbdul bergaya tentara saat menarik becak. (Foto: Muklis Dinillah/detikom)
Ia menuturkan tak jarang aktivitasnya dalam menarik becak mendapat ledekan dan cemooh. Bahkan, ada yang menyebutnya tidak waras lantaran berpakaian tentara. Namun, hal itu tidak menjadi halangan untuknya tetap meraup pundi-pundi rupiah dari menarik becak

"Banyak yang bilang saya gak waras, gila. Saya bilang terima kasih, itu pendapat mereka. Saya mah tetap aja kerja kayak gini," tutur dia.

Setiap harinya, kakek tujuh orang anak ini bergegas dari kontrakannya di Gang Taruna, RT 07 RW 12 Kelurahan Husein Sastranegara, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, sekitar pukul 11.00 WIB. Ia lalu berkeliling di kawasan Pajajaran dan Pasteur.

Pekerjaan berat ini terpaksa dilakukannya meski usia senja akibat himpitan ekonomi. Perhatian materi dari tujuh anaknya tidak dirasakan signifikan olehnya selama ini. Sehingga, ia harus banting tulang untuk menghidupi istrinya.

"Cuma tiga orang anak saja yang masih ngasih uang masing-masing Rp 300 ribu setahun. Ngasihnya pas lebaran aja. Gak akan cukup buat hidup, makanya saya masih kerja," ujar Abdul. (avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads