Hasil identifikasi sementara, bangunan tersebut adalah terowongan air peninggalan Belanda yang saling berkaitan dengan terowongan yang selama ini memang sedang dalam penelusuran Spelcabumi di beberapa tempat di Kota Sukabumi.
"Selama ini kita masih tergantung kepada keterangan-keterangan warga. Termasuk temuan di lokasi ini, hal ini dikarenakan tidak ada patokan atau arsip khusus yang menjelaskan posisi masing-masing terowongan," kata Ferry Saputra, pembina sekaligus pendiri Spelcabumi di lokasi temuan bungker, Kamis (18/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita bicara berdasarkan kepada perkiraan, harus ada yang menguasai sejarah untuk mengungkap. Karena peta khusus terowongan Belanda ini tidak pernah ada, adapun semua (peta dan arsip) dipegang oleh Belanda," bebernya.
"Tidak seperti PDAM saluran mereka ada petanya, jalurnya mereka kemana atau apa. Yang saat ini kami pegang dan diberikan pihak Litbang Bappeda patokannya hanya peta tatakota. Investigasi di lapangan saat ini mirip menyusun guntingan puzzle," pungkasnya.
Seperti diberitakan, penelusuran yang dilakukan Tim Spelologi dan Caving Sukabumi (Spelcabumi) di lokasi temuan lubang mirip bungker di Kampung Karamat, RT 2 RW 3 Kopeng, Kelurahan Karamat, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Jawa Barat mengungkap sejumlah fakta baru.
Lubang terowongan itu diduga merupakan bangunan peninggalan Belanda. Hal ini berdasar pada identifikasi yang dilakukan Spelcabumi sebelumnya di beberapa terowongan lain yang berada di wilayah kota. (avi/avi)