Hal itu disampaikan Luhut dalam Sosialisasi Program dan Persiapan Ratas Kabinet Tentang Penataan Sungai Citarum di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (16/1/2018).
"Penanganan (Citarum) dari hulu ke hilir akan kami lakukan secara terpadu. Saya titip semua bekerja secara terpadu dan dengan hati untuk kepentingan bersama," kata Luhut dalam pemaparannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan penataan terpadu ini dilakukan melalui berbagai pendekatan, baik hukum, lingkungan, dan sosial. Sehingga, sambung dia, perlu keterlibatan berbagai pihak untuk penanganan Citarum.
Luhut menuturkan beberapa proyek infrastruktur di Jabar bisa berjalan dengan baik berkat kerja sama secara terpadu. Dia berharap penataan Citarum juga bisa dilakukan dengan pola serupa.
"Kita nangani (bandara) Kertajati, (pelabuhan) patimban, LRT gak ada yang tidak selesai karena dilakukan secara terpadu. Semuanya dilakukan bersama (pemerintah) tidak ada pihak ketiga itu," ucap Luhut.
Menurut Luhut, kondisi Citarum saat ini sangat memprihatinkan. Pencemaran yang terjadi di sepanjang aliran salah satu sungai terbesar di Indonesia tersebut berbahaya bagi ekosistem di dalamnya.
Ia menjelaskan hampir 80 persen kebutuhan air bagi masyarakat di Jabar dan DKI Jakarta bergantung kepada Citarum. Tentu hal ini sangat krusial bagi kelangsungan hidup generasi muda.
"Masalah Citarum ini harus diselesaikan saat ini juga. Karena ini menyangkut kelangsungan hidup generasi muda nanti. Kita bayangkan mereka mengonsumsi ikan atau sayuran dari sungai Citarum yang sudah tercemar parah, ini kan bahaya," ujar Luhut
Dalam ratas kali ini juga hadir Menko Polhukam Wiranto, Wagub Jabar Deddy Mizwar, Kasdam III/Siliwangi Brigjen Yosua Sembiring, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Bandung Dadang Naser. (bbn/bbn)