Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu merupakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung Partai Gerindra, PKS dan PAN. Keduanya tiba di Kantor Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera, Kota Bandung sekitar pukul 13.30 WIB.
Keduanya diterima langsung oleh Ketua Paguyuban Pasundan Didi Turmudzi. Selanjutnya mereka melakukan pertemuan tertutup di lantai enam kantor Paguyuban Pasundan untuk membahas berbagai hal mengenai Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Satu yang menjadi pembahasan adalah menjaga ngamumule karakter Sunda. Dan itu dijadikan sebagai nilai spiritual dalam rangka pembangunan Jabar. Sehingga karakter Sunda itu bisa mengawal, membimbing dan meningkatkan daya saing orang-orang di Jabar," ucap Sudrajat saat ditemui usai pertemuan.
Baca juga: Jadi Cagub Jabar, TB Hasanuddin Minta Restu Paguyuban Pasundan
Selain itu, lanjut dia, kedatangannya ini untuk meminta izin dan restu akan maju di Pilgub Jabar kepada pengurus Paguyuban Pasundan. Sebab, kata Sudrajat, sebagai orang yang lebih muda tentu perlu mendapat izin dan restu dari orang yang lebih tua.
Apalagi, kata Sudrajat, Paguyuban Pasundan tidak bisa terpisahkan dengan dirinya yang juga merupakan anggota dari Paguyuban Pasundan. "Saya juga sebetulnya sebagai anggota Paguyuban Pasundan. Saya sebagai anggota tentu harus lapor kepada ketua bahwa saya dan Pak Syaikhu mencalonkan diri untuk ikut pilkada gubernur," tandasnya.
Di lokasi yang sama, Ketua Paguyuban Pasundan Didi Turmudzi menitipkan berbagai hal kepada pasangan Sudrajat-Ahmad Syikhu. Terutama menyangkut bidang pendidikan dan juga pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Jawa Barat.
"Kami beri masukan tentang pendidikan. Kalau jadi (terpilih) bidang pendidikan harus jadi perhatian dan diperbaiki. Pembangunan SDM Jabar harus dibangun sehingga bisa bersaing (dengan masyarakat lainnya)," ucap Didi.
Meski memberi sejumlah masukan, pihaknya secara tegas Paguyuban Pasundan bersikap netral di Pilgub Jabar. Organisasi yang dipimpinnya tidak akan memimak kepada satu pasangan atau kelompok manapun di pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
"Paguyuban Pasundan secara organisasi netral. Kami serahkan sepenuhnya (pilihan) ke masing-masing anggota, hanya harus rasional," tandasnya.
"Jadi di satu minimarket yang sudah dirampok oleh mereka kemudian didatangi lagi. Beda waktunya selama tiga hari," tuturnya. (ern/ern)











































