Maestro Batik Cirebon Abadikan Penangkapan Novanto Lewat Karyanya

Maestro Batik Cirebon Abadikan Penangkapan Novanto Lewat Karyanya

Sudirman Wamad - detikNews
Kamis, 04 Jan 2018 13:24 WIB
Foto: Sudirman Wamad
Cirebon - Insiden Setya Novanto menabrak tiang listrik sebelum akhirnya ditangkap KPK, menjadi inspirasi bagi maestro batik asal Cirebon, Katura (65). Di tangan Katura, kronologi tertangkapnya Setya Novanto menjadi karya batik tulis yang luar biasa.

Dalam karyanya itu, Katura menjelaskan secara rinci bagaimana Setya Novanto tertangkap. Warna merah menjadi warna dasar karya Katura. Katura mengatakan merah menunjukkan keberanian KPK dalam memberantas koruptor.

Gambar burung garuda dan tikus berdasi menjadi gambar paling dominan. Dalam gambar itu, posisi garuda mencengkram tikus berdasi hingga mengucurkan darah. Menurut Katura cengkreman garuda itu melambangkan tertangkapnya Setya Novanto. Ia juga memasukan gambar tiang listrik dalam karyanya itu. Hal tersebut menggambarkan kejadian kecelakaan yang dialami Setya Novanto sebelum tertangkap KPK

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tikus dilambangkan sebagai koruptor. Waktu itu saya tak pernah absen mengikuti kasus Setya Novanto. Nah, pas nonton saya sambil membuat gambar batiknya," kata Katura saat ditemui detikcom di kediamannya di Desa Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (4/1/2018).

Maestro Batik Cirebon Abadikan Penangkapan Novanto Lewat KaryanyaFoto: Sudirman Wamad


Di bawah gambar tikus berdasi, terdapat gambar tikus kecil yang jumlahnya puluhan. Katura sengaja menambahkan gambar tikus kecil itu. Katura berharap tikus-tikus kecil itu tertangkap KPK. "Tikus kecil itu melambangkan antrean para koruptor yang bakal ditangkap KPK," katanya.

Karya batiknya itu berukuran 90x70 centimeter. Gambarnya ia selesaikan satu malam. Proses pembuatannya memakan waktu selama satu bulan. Tanggal 13 Desember 2017 selesai pembuatannya," ucap Katura.

Maha karya Katura itu menjadi simbol perlawanannya terhadap korupsi. Menurutnya korupsi memiliki dampak buruk yang langsung dirasakan rakyat, seperti kasus korupsi E-KTP. "Saya masih mengikuti kasusnya, tinggal menunggu vonisnya saja," tandasnya. (ern/ern)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads