22 Tahun Berdiri, Kelas SD Sabagi yang Roboh Belum Pernah Direhab

22 Tahun Berdiri, Kelas SD Sabagi yang Roboh Belum Pernah Direhab

Wisma Putra - detikNews
Selasa, 02 Jan 2018 13:28 WIB
Foto: Wisma Putra
Sumedang - Dua bangunan SD Sabagi rata dengan tanah dan satu ruang kelas lainnya rusak parah. Selain karena diguyur hujan terus menerus, diduga ruangan SD di Kabupaten Sumedang itu memang sudah lapuk di makan usia. Bangunan sekolah dasar itu dibangun 22 tahun lalu atau sekitar 1995 dan hingga kini belum mendapat perbaikan.

"Belum pernah direhab, sudah tiga kali kami ajukan kepada Dinas, DPRD, Bupati, terakhir tahun 2016 lalu," ujar Kepala Sekolah SDN Sabagi Dadang Budiman kepada wartawan di SDN Sabagi, Selasa (2/1/2018).

Bambang mengaku pengajuannya untuk memperbaiki bangunan sekolah, tak pernah disetujui. Alasannya, lanjut dia, karena lahan dan bangunan sekolah terkena proyek Tol Cisumdawu sehingga sekolah akan dipindah. SD Sabagi memiliki enam ruangan kelas, ruang guru, perpustakaan, musala, dan gudang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih belum jelas (dipindah ke mana), antara Dusun Sabagi 3 dan Dusun Dangdeur," tambah Dadang.

Menurutnya pemindahan sekolah menunggu hasil pertemuan dengan orangtua murid. Tergantung, mayoritas rumah orangtua murid pindah ke mana. Sebab, pemukiman penduduk juga kabarnya akan tergusur.

"Belum ada tanah yang disediakan, belum tahu (kapan digusur), kalau warga tiga bulan ke depan harus sudah meninggalkan rumahnya. Sekolah belum ada konfirmasi (kejelasan pindah)," jelasnya.

Kepala Kantor Dinas Pendidikan Kecamatan Sumedang Selatan Tatang Setiawan mengatakan sejak dilakukan pembangunan tahun 1995 lalu, gedung sekolah yang roboh itu belum pernah mengalami perbaikan.

"Sejak tahun 1995 sudah berdiri, sampai saat ini belum pernah terjadi rehab. Ke sini nya ada rumor dipindahkan karena imbas tol sampai saat ini jug nunggu-nunggu mau kemana pindahnya, kalau sekolah siap pindah kemana juga," ujar Tatang.

Tatang menuturkan, kerugian akibat dari roboh bangunan sekolah itu ditaksir Rp 200 juta. "Kerugian sekitar Rp 200 juta. Tidak ada korban jiwa, hanya meja dan bangku (menhalam kerusakan). Mudah-mudahan dinas terkait cepat merespon," tambahnya.

Tatang menambahkan, meskipun beberapakali UPT Pendidikan Kecamatan Sumedang Selatan mengajukan beberapakali pengajuan rehab, menurutnya keputusan ada di Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang.

"Justru itu, kami hanya sebatas mengajukan dari UPT yang menindaklanjuti dinas kabupaten, enggak tahu pertimbangan apa (kenapa selalu ditolak). Sekolah ini mungkin karena dasarnya ini ragu dengan posisi tol itu. Apakah dipindahkan atau tetap di sini," pungkasnya. (ern/ern)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads