"Ada 360 rumah yang kita bangun dengan pola stimulan, artinya tidak hanya mengandalkan anggaran bantuan provinsi saja tapi juga masyarakat ikut terlibat, termasuk personel kita yang ikut melakukan proses pembangunan," kata Dandim 0607 Letkol Inf Mahfud As'at saat melakukan peninjauan beberapa unit rumah di Kecamatan Cireunghas, Jumat (29/12/2017).
Pembangunan rutihalu dimulai dari pengajuan masing-masing RT dan RW, lalu ke desa dan kecamatan. Selanjutnya datanya diserahkan kepada pemerintah kabupaten lalu diajukan ke pemerintah propinsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Satu Rutilahu mendapat bantuan rehab sebesar Rp 12.500.000, anggaran tersebut terbilang minim karena tercatat untuk tukang saja sebesar Rp 500 ribu. Personel TNI dan LPM berikut pihak desa kemudian menggalakan gotong royong agar anggaran tercukupi.
"Dari uang itu kita siasati, Babinsa berperan menggerakan masyarakat ditambah 'tabungan' bahan bangunan yang sudah lebih dulu ada dari masing-masing warga penerima Rutilahu. Itu yang kami manfaatkan sampai akhirnya bisa dilihat sendiri hasilnya," terangnya.
Ujang Baban, warga penerima bantuan Rutilahu asal Kampung Cilangla RT 10 RW 04 Desa/Kecamatan Cirenghas mengaku bersyukur menerima bantuan rehab Rutilahu. Rumahnya yang dulu hampir roboh kini menjadi lebih layak.
"Dulu enggak ada toilet dan kamar mandi, sekarang Alhamdulillah kamar mandinya ada, ruang tamunya juga ada," ucap pria yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang ojek tersebut.
Senada dengan Ujang, Mak Juju (70) masih warga setempat juga tersenyum lebar melihat kondisi tempat tinggalnya sekarang. Dia tidak lagi kedinginan ketika malam tiba, cipratan air hujan juga tidak lagi bocor membanjiri rumahnya.
"Dulu itu pinggiran-pinggiran dibawah atap bocor kayu-kayunya banyak yang patah. Dinding masih bilik banyak yang mengelupas, kalau malam dingin kalau hujan iris (bocor) basah dimana-mana. Sekarang Alhamdulillah, setelah dibantu rumah emak jadi permanen, kamar mandinya juga bagus," lirihnya. (ern/ern)