"Ada sekitar 60 ribuan (warga Garut) yang diprediksi pernah pakai atau bahkan kecanduan narkotik," ungkap Anas kepada wartawan di kantor BNN Garut, Jalan Patriot, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (29/12/2017).
Anas mengungkapkan data tersebut berdasarkan hasil penelitian BNN Garut bersama Universitas Indonesia. Ia menjelaskan 60 ribu jiwa itu berusia 20 hingga 50 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makannya kita perlu partisipasi dari masyarakat," katanya.
Jenis narkotik yang paling banyak beredar di Garut adalah Ganja. Jika dilihat dan dianalisa dari bau dan bentuknya, sambung Anas, ganja tersebut berasal dari kawasan Aceh. "Karena ganja lebih murah," katanya.
Jalur peredaran narkotik ke Garut kebanyakan lewat darat. Modusnya pun bervariatif, mulai dari menyeludupkan lewat jasa pengiriman barang, hingga dimasukkan ke dalam kelamin wanita seperti yang pernah diungkap jajaran Sat Narkoba Polres Garut pada Juli 2017.
"Berbagai kalangan. Mulai dari atas, menengah hingga bawah," ujar dia.
Ada 67 warga Garut yang direhabilitasi saat ini. Anas menyebut kesulitan yang dialami pihaknya saat ini adalah belum sadarnya masyarakat untuk direhabilitasi. Guna mengantisipasinya, BNN Garut semakin gencar sosialisasi.
"Kendalanya masih takut direhabilitasi. Padahal otomatis gugur ancaman pidana (jika direhabilitasi)," kata Anas.
Sementara itu, guna mencegah peredaran narkotik pada pesta menyambut tahun baru 2018, BNN Garut telah menurunkan tim khusus.
"Ada (tim khusus). Kita pantau di seluruh tempat, baik itu kawasan wisata maupun kawasan perbatasan," ujar Anas. (bbn/bbn)