Baca juga: Polisi Bandung Tembak Pembegal Pasutri yang Tewaskan Suami
Berdasarkan data analisis dan evaluasi (anev) tahunan, kasus begal selama 2017 terjadi sebanyak 54 kali. Jumlah tersebut menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2016 yang mencapai 209 kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hendro, kasus begal menonjol seperti pembegalan pasangan suami istri (pasutri) di kawasan Dago. Sejumlah pelakunya berhasil diringkus polisi. Bahkan, pelaku sadis itu berjuluk 'raja jambret'.
"Kasus menonjol seperti di Dago yang korbannya meninggal dunia juga dapat kita ungkap," kata Hendro.
Baca juga: Akhir Kisah Petualangan 'Raja Jambret' Sadis di Bandung
Selain itu, kata Hendro, secara umum kasus kriminalitas yang termasuk kategori C3 (Curat, Curas dan Curanmor) mengalami penurunan secara signifikan dibanding 2016. Kasus curat misalnya, mengalami penurunan dari 423 kasus menjadi 76 kasus. Curanmor roda dua turun dari 460 menjadi 133 kasus sedangkan curanmor roda empat dari 51 menjadi 14 kasus. Kasus lainnya seperti pembunuhan, perusakan hingga penggelapan juga menurun.
"Secara rata-rata kasus kejahatan yang terjadi di Bandung turun. Dari total 3.517 kasus menjadi 1.932 kasus. Turun 45,07 persen," ujar Hendro.
Baca juga: Kisah Pilu Rena Gagal Bulan Madu Akibat Suami Tewas Dibegal
Penurunan ini tak lepas dari upaya polisi dalam menangkal aksi kejahatan. Hendro mengatakan langkah proaktif dari polisi menjadi jurus untuk menekan angka kejahatan di Kota Bandung.
"Selain langkah proaktif polisi, kita juga melakukan langkah preventif dan preemtif serta meningkatkan fungsi binmas dan intelijen. Kita lakukan langkah-langkah seperti imbauan kepada masyarakat agar tidak menjadi korban kejahatan," tutur Hendro. (bbn/bbn)